BerandaKhazanahAsal Usul dan Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Asal Usul dan Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah

 

Oleh: Muhammad Farid Wajdi

Related Post: Daulah Bani Umayyah menjelang Keruntuhannya

PALONTARAQ.ID – Berdiri dan Berkembangnya Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu jejak yang mewarnai peradaban Islam, dari Tahun 132 H sampai 656 H.

Sebelum mempelajari Periodisasi, Kemajuan dan kemunduran Peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah, mari kita terlebih dahulu mendalami Asal usul dan Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah.

Asal Usul Bani Abbasiyah

Nama Abbasiyah diambil dari nama paman nabi Muhammad SAW, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Bani Hasyim merupakan garis keturunan yang lebih dekat dengan Nabi Muhammad SAW.

Karena garis keturunan yang lebih dekat itulah, Bani Abbasiyah merasa lebih layak memegang pemerintahan dan kekuasaan Islam dibanding Bani Umayyah.

Lihat pula: Pembelajaran SKI K-13 untuk MTs Kelas VIII Semester Ganjil

Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah berdiri setelah mereka berhasil menaklukkan Dinasti Umayyah. Keturunan Al-Abbas menjadi pendiri dinasti Abbasiyah, yaitu Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas.

Berdirinya Dinasti Abbasiyah tidak dapat dilepaskan dari peperangan yang berdarah dan bergejolak antara Dinasti kekuasaan sebelumnya, yaitu Dinasti Bani Umayyah yang didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan.

Pada awalnya, cicit dari Abbas bernama Muhammad bin Ali berkampanye untuk mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keluarga Bani Hasyim di Parsi ketika Umar bin Abdul Aziz masih memerintah.

Pertentangan semakin memuncak pada masa pemerintahan khalifah Marwan II. Kesibukan Marwan II dalam menumpas pemberontakan membuat  wilayah Khurasan dikuasai Bani Abbas (dinasti yang didirikan Abu Abbas as-Saffah).

Gerakan Bani Abbas ini merupakan ancaman terbesar bagi keberadaan Dinasti Umayyah. Setelah Khurasan dikuasai, gerakan Bani Abbas bergerak menuju Irak dan dapat merebut wilayah itu dari pejabat Bani Umayyah.

Setelah menguasai wilayah Irak sepenuhnya, pada tahun 132 H/750 M, Abu Abbas as-Saffah dibaiat sebagai khalifah yang menandai berdirinya Dinasti Abbasiyah.

Pasukan Bani Abbas berhasil membunuh Marwan II dalam sebuah pertempuran kecil di wilayah Bushair, Mesir. Kematian Marwan II menandai berakhirnya Dinasti Umayyah yang berkuasa dari tahun 41 H/661 M-133 H/750 M.

Pemerintahan Bani Abbasiyah dinisbatkan kepada al-Abbas as-Shafah, paman Rasulullah. Berdirinya pemerintahan ini dianggap sebagai pemikiran yang dikumandangkan oleh Bani Hasyim setelah meninggalnya Rasulullah saw. Dari Bani Hasyim pernah berkata sesungguhnya yang paling berhak menjadi pemimpin adalah dari keturunan Rasulullah saw.

Imam Ahmad meriwayatkan di dalam musnadnya dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah saw bersabda,

يَخْرُجُ عِنْدَ انْقِطَاعٍ مِنَ الزَّمَانِ وَظُهُوْرٍمِنَ الفِتَنِ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ السَّفَاحُ فَيَكُوْنُ اِعْطَاؤُهُ الْمَالُ حَثْيًا

Artinya:

Akan muncul penguasa dari kalangan keluargaku pada suatu zaman yang carut marut dan penuh dengan fitnah, dia disebut As-Shafah. Dia suka memberi harta dengan jumlah yang banyak.”

Kekuasaan Daulah Abbasiyah ini berlangsung selama 524 tahun (132-656 H). Khalifah pertama adalah Abu Abbas (132-136 H/750-754 M), sedangkan khalifah terakhirnya Abu Ahmad Abdullah Al-Mu’tashim (641-656 H/1243-1258 M).

Lihat pula: Metode Pembelajaran SKI untuk Materi Dinasti Abbasiyah

Karena Dinasti Abbasiyah ini merupakan dinasti terlama sepanjang Sejarah Kekuasaan Islam, maka para sejarawan membaginya menjadi beberapa periode. Ahmad Syalabi membaginya menjadi tiga periode.

Periode pertama berlangsung dari tahun 132-232/750-847 M. Pada periode pertama pemerintahan bani Abbasiyah mencapai masa keemasan.

Periode kedua berlangsung dari tahun 232-590 H/847-1184 M, yaitu dari Khalifah Abu Ja’far Muhammad Al-Muntasir sampai Abu Al-Abbas Ahmad Nasir. Pada periode ini, kekuasaan politik berpindah kepada golongan yang ada di Turki.

Periode ketiga berlangsung pada tahun 590-656 H.  Pada masa ini, kekuasaan kembali ke tangan khalifah itu sendiri, tetapi terbatas daerah Baghdad dan sekitarnya. Kekuasaan khalifah pada periode ini melemah dan tidak dapat melawan kehendak jenderal Turki. Disisi lain,  ibukota juga dipindah kembali ke Baghdad oleh khalifah Al-Mu’tadid.

Peradaban dan kebudayaan Islam tumbuh dan berkembang bahkan mencapai kejayaan yakni pada masa yang dipimpin Abbasiyah.

Hal tersebut dikarenakan Dinasti Abbasiyah pada periode ini lebih fokus kepada peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah, hal pokok inilah yang membedakannya dari Dinasti Umayyah. (*)

 

Muhammad Farid Wajdi, Pengasuh Ponpes Modern Putri IMMIM Pangkep/Guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

7 KOMENTAR

  1. Pendiri Dinasti Abbasiyah adala Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas. Dapat dikatakan bahwa dinasti ini disebut Abbasiyah karena memang didirikan oleh keturunan Al-Abbas yang merupakan paman dari Rasulullah SAW. Masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah yakni dari 750 M/132 H sampai 1258 M/656 H.

  2. Nama abbasiyah di ambil dari nama paman nabi Muhammad Saw, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Bani Hasyim merupakan garis keturunan yang lebih dekat dengan nabi Muhammad Saw, karena garis keturunan yang lebih dekat itulah, Bani Abbasiyah merasa lebih layak memegang pemerintahan dan kekuasaan Islam di banding Bani Umayyah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT