BerandaArtikelNama-nama Bulan Rajab dan Artinya

Nama-nama Bulan Rajab dan Artinya

Oleh: Muhammad Farid Wajdi *)

Related Post: Keutamaan Bulan Rajab

PALONTARAQ.ID – Alhamdulillah, satu kesyukuran dan kebahagiaan tersendiri kita masih terus diberikan kesehatan dan kesempatan untuk beribadah kepadaNYA dan beramaliah kebaikan kepada sesama. Saat ini, kita berada di Bulan Rajab dalam hitungan kalender Hijriyah, beberapa pertanyaan yang masuk ke redaksi Palontaraq.id agar mengulas tentang Apa dan bagaimana itu Bulan Rajab?

Yang perlu penulis uraikan disini, tentu yang pertama adalah Nama-nama Bulan Rajad dan artinya, karena tentang Keutamaan Bulan Rajab, telah penulis jelaskan dalam postingan web blog ini sebelumnya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (wafat 852 H/1449 M), seorang ulama ahli hadits bermazhab Syafi’i yang menulis Kitab Bulughul Maraam dan Kitab Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, secara khusus menerangkan hal-ihwal bulan Rajab dalam Kitab Tabyinul ‘Ajab bima Warada fi Syahri Rajab. Kitab ini telah penulis dapatkan sanadnya dari Syaikh Maheer Al-Hani Ad-Dimasyqi hafizhahullah

Berikut ini Nama-nama Bulan Rajab dan artinya, sebagai dituliskan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dalam Kitabnya “Tabyinul ‘Ajab bima Warada fi Syahri Rajab”.

 

 قال ابن دحية: رجب. جمعه أرجاب، ورجبانات، وأرجبة وأراجب ورجابي

 

Artinya:

“Ibnu Dihyah berkata: “Kata rajab jamaknya adalah “arjab, rajabanat, arjabah, arajib dana rajaba”.

Beliau, Ibnu Hajar al-Asqalani melanjutkan perkataannya:

 

  قال. وله ثمانية عشر اسما: الأول: رجب؛ لأنه كان يرجب في الجاهلية، أي يعظم

الثاني: الأصم؛ لأنه ما كان تسمع فيه قعقعة السلاح.

الثالث: الأصب؛ لأنهم كانوا يقولون: إن الرحمة تصب فيه

الرابع: رجم – بالميم – لأن الشياطين ترجم فيه

.الخامس: الشهر الحرام

السادس: الحرم، لأن حرمته قديمة

السابع: المقيم؛ لأن حرمته ثابتة

.الثامن:المعلى؛ لأنه رفيع عندهم

التاسع: الفرد، وهذا اسم شرعي

العاشر: منصل الأسنة، ذكره البخاري، عن أبي رجاء العطاردي

الحادي عشر: منصل الآل، أي الجواب. وقع في شعر الأعشى

.الثاني عشر: منزع الأسنة

.الثالث عشر: شهر العتيرة؛ لأنهم كانوا يذبحون

الرابع عشر: المبرى

الخامس عشر: المعشعش

.السادس عشر: شهر الله. هذه ستة عشر: ثم ذكر ابن دحية

السابع عشر: سمي رجبا؛ لترك القتال: يقال. أقطع لله الرواجب

الثامن عشر: سمي رجبا؛ لأنه من الرواجب. وهذان ليسا اسمين زائدين، بل هذا اختلاف في اشتقاق اسم رجب

 

Artinya:

“Menurutnya rajab mempuyai 18 nama sebagai berikut:

1. Rajab (mulia, agung), karena orang-orang di masa Jahiliah mengagungkannya.

2. Al-Asham (tuli), karena di bulan ini tidak terdengar suara gemerincing senjata tajam dalam peperangan.

3. Al-Assab (berlimpah), karene mereka berkata: “Sesungguhnya rahmat dilimpahkan di bulan Rajab.”

4. Rajam, karena setan dirajam atau dilaknat di bulan Rajab.

5. Syahruh haram (bulan yang suci).

6. Al-Haram (suci) karena kesucian atau keaguang bulan Rajab telah ditetapkan dari dulu.

7. Al-Muqim (yang mentap), karena kesucian bulan Rajab telah ditetapkan.

8. Al-Ma’ali (yang luhur), karena bulan Rajab itu mulia atau diagungkan mereka.

9. Al-Fardu (tunggal), dan ini adalah nama syar’i.

10. Munshal Asinnah (kepala tombak atau mata tombak), karena mereka mencopot kepala atau mata tombak mereka. Penamaan ini disebutkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abi Raja’ Al-‘atharidi.

11. Munshal Āli, yakni jawaban. Penaman ini terdapat dalam Syi’ril A’sya.

12. Manza al-Asinnah, (mencabut mata tombak).

13. Al-‘Atirah, (menyembelih), karena mereka menyembelih hewan.

14. Al-Mabari (meruncingi).

15. Al-Mu’asy’asy, (bersarang).

16.  Syahrullah, bulan Allah.

17. Dinamakan Rajab karena orang-oran​​​​​g menin​​​​​​ggalkan peperangan. Dikatakan “Aqta’a lillahi ar-rawajib” memotong sendi ujung jari karena Allah.

18. Dinamakan dengan rajab karena berasal dari kata “rawajib”. Kedua nama terakhir bukan nama tambahan, melainkan karena​​​​​​ perbedaan asal kata Rajab. (Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, Tabyinul ‘Ajab bima Warada fi Syahri Rajab.

Banyaknya nama bulan Rajab sebagaimana telah disebutkan sudah cukup menjadi bukti kemuliaan bulan Rajab. Dalam sebuah ungkapan dikatakan:

  كثرة الاسماء تدل على شرف المسمى

Artinya;

“Banyaknya nama menunjukkan atas mulianya yang diberi nama”.

Wallahu a’lam bish shawab. (*)

 

(* Muhammad Farid Wajdi, Pengasuh Ponpes Modern Putri IMMIM Pangkep, Sulsel

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT