Oleh: Prof dr. Veni Hadju, Ph.D
PALONTARAQ.ID – Impian setiap orang beriman adalah memiliki hati yang BERSIH. Mengapa, karena surga hanya bisa dimasuki oleh mereka yang memiliki hati bersih (qalbun salim). Diumpamakan seperti kain putih bersih yang tidak ada nodanya.
Membersihkan hati dari noda atau bintik-bintik hitam bukanlah pekerjaan yang mudah. Sumber noda itu bisa datang dari pikiran, ucapan, tulisan, bahkan niat buruk yang tersimpan.
Ramadhan yang berberkah telah menghapus noda-noda di setiap hati manusia. Itulah sebabnya di hari lebaran ini sering disebut Idul Fitri (hari suci) atau manusia kembali ke fitrahnya. Alangkah indahnya kalau hati yang bersih itu tetap terpelihara dan terjaga.
Ibadah puasa, sholat malam, dzikir, doa, sedekah, dan berbagai bentuk kebaikan adalah upaya untuk kebersihan hati. Memang tantangan saat ini sangatlah besar, di mana seolah-olah ada kebebasan untuk setiap ucapan dan tulisan yang bila tidak terjaga dapat menjadi sumber noda hitam.
Memiliki hati bersih adalah suatu hidayah. Ganjarannya adalah surga yang dirindukan. Perlu bantuan Allah melalui doa-doa yang dipanjatkan. Beberapa doa telah dicontohkan para rasul Allah. Nabi Muhammad menggambungkkan permintaan hati bersih dengan lisan yang jujur. Nabi Ibrahim yang doanya diabadikan Allah dalam kitab-Nya juga berharap masuk surga dengan hati yang bersih.
“….Dan jangan Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, yaitu pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Qs. Asy-Syu’araa 26:87-89.)
MINTALAH HATI YANG BERSIH DALAM SETIAP DOAMU. (*)
