Oleh: Abu Adil
PALONTARAQ.ID – Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ikhwah fillah yang dirahmati Allah.
Dalam sehari, 1 x 24 jam, Allah SWT memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semuanya dalam bentuk nikmat kesehatan dan waktu luang.
Sayangnya, banyak sekali diantara kita yang sibuk tapi tidak produktif.
Tanpa kita sadari, kita sebenarnya hanya “sibuk” tanpa menghasilkan apa-apa.
Tanpa kita sadari, yang kita lakukan sebenarnya hanya kesia-siaan, bukan produktifitas.
Lihat juga: Orang Baik dan Penyeru Kebaikan
Begitu banyaknya nikmat yang diberikan Allah SWT kepada hambanya baik berupa nikmat kesehatan , umur panjang, ilmu pengetahuan dan harta semuanya ini harus dipertanggung jawabkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ
وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
Artinya:
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah berpindah pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai umurnya, dimanakah ia habiskan; ilmunya, dimanakah ia amalkan; hartanya, bagaimana cara ia mendapatkannya dan ia infakkan; dan mengenai badannya, di manakah usangnya.” (HR. At-Tirmidzi, shahih).
Ingatlah bahwa 4 hal di atas akan ditanya kelak pada hari kiamat, yaitu umur, ilmu, harta dan badannya. Oleh karena itu, ketika seorang mendapatkan nikmat namun tidak ia gunakan untuk taat, maka itu adalah musibah.
Lihat juga: Adab-adab Penuntut Ilmu dan Kalam Ulama
Sebagaimana perkataan Abu Hazim dalam Hilyatul Auliya, “Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk taat, maka itu adalah musibah.”
Di antara sekian banyak nikmat yang telah Allah berikan, ada dua nikmat yang manusia lalai darinya.
Nikmat tersebut adalah kesehatan dan waktu luang. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)
Banyak manusia yang sehat, namun tertipu dengan kesehatannya. Ia tak gunakan kesehatannya untuk menambah taat kepada Allah SWT.
Banyak manusia yang sehat, namun tak gunakan kesehatannya untuk membantu dan menolong orang lain yang tertimpa petaka, musibah atau bencana.
Banyak manusia yang sehat, namun tak gunakan kesehatannya untuk menuntut ilmu agama dan membantu agama Allah SWT.
Lihat juga: Perintah dan Keutamaan Menuntut Ilmu Agama
Banyak manusia yang sehat, namun waktunya dihabiskan untuk dirinya sendiri, untuk kebaikan dirinya, dan malahan sibuk mencitrakan dirinya lebih baik dari orang lain.
Banyak manusia yang sehat, namun waktunya habis untuk maksiat. Banyak manusia yang sehat, namun waktunya habis untuk merendahkan dan menghina orang lain.
Banyak manusia yang sehat, namun waktunya habis untuk menggunjing, ghibah dan memfitnah saudaranya sendiri.
Sementara di luar sana ada sebagian orang yang ingin melakukan ketaatan dan kebaikan, namun tak mampu melakukannya dikarenakan sakit yang di derita. Padahal badan yang sehat akan ditanyakan, digunakan untuk apa?
Setiap kesehatan yang ada pada diri kita, akan ditanyakan apakah dimanfaatkan untuk mendatangi majelis ilmu ataukah mendatangi tempat-tempat maksiat.
Penyesalan memang datangnya selalu diakhir. Ketika kita tersadar telah berbuat salah dan ingin taat kepadaNYA, barulah tersadar ketika terbaring lemah tak berdaya karena sakit, sehingga sesalpun tak terelakkan.
Sebagaimana nikmat kesehatan yang biasanya terabaikan dan dilalaikan, begitu pula nikmat waktu.
Padahal waktu adalah sesuatu yang terus berputar dan tak akan kembali lagi. Oleh karena itu betapa banyak manusia yang tersesali oleh waktu.
Jangan biarkan waktu kita berlalu begitu saja, tanpa ada manfaat dan faidahnya.
Lihat juga: Menjenguk dan Mendo’akan Orang yang Sakit
Jangan hidup hanya menghabiskan waktu dan menyisakan penyesalan umur. Waktu ibarat pedang bermata dua, jika digunakan untuk kebaikan, maka baik pula.
Sebaliknya, jika digunakan untuk keburukan, maka dampak buruk akan terjadi di kemudian hari.
Betapa tidak, sebagian orang menghabiskan waktunya untuk maksiat, namun tatkala ia sudah senja, maka ia akan menangisinya. Memaksa waktu untuk kembali adalah sesuatu hal yang mustahil.
Banyak orang yang menyesali masa tua nya karena ia tak menghabiskan waktu dan umur di masa mudanya untuk taat kepada Allah, berbuat kebaikan, menolong sesama, menuntut ilmu, serta bersedekah sebanyak mungkin.
Masa jayanya sewaktu harta berlimpah tak dimanfaatkan untuk bersedekah. Masa sehatnya di waktu muda tak dimanfaatkannya untuk menuntut ilmu dan berbagi.
Lihat juga: Jangan Larang Anak-anak ke Masjid!
Dua nikmat yang patut disyukuri tatkala terkumpul di dalam diri seorang muslim, ketaatan kepada Allah SWT dan kebaikan kepada sesama.
Karena itu, selayaknya kita bersyukur jika masih diberikan nikmat kesehatan dan waktu luang, maka Allah akan tambah nikmat tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu mengatakan; “Sungguh jika kamu bersyukur, pasti Aku akan tambah (nikmat) kepadamu, tapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).
Marilah kita selalu memelihara silaturahmi semoga Allah SWT, semoga dengan itu, Allah SWT panjangkan umur kita untuk berbuat kebaikan sesama, menambah amal pahala dan ditambahkan rezekinya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَط لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ)
Artinya:
“Abu Hurairah RA menceritakan, Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang ingin agar rizkinya dibanyakkan dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia berhubungan baik dengan yang ada hubungan rahim dengannya.” (HR. Bukhari).
Demikian, Wallahu ‘alam bish-shawab. (*)