Puisi Karya: Etta Adil
Kusebut namamu Andi Bangkung Mappesona
Yang tak terpisahkan bangkung dengan warani
Yang mempesona gadis dengan getteng dan lempu
Kaulah yang menerima titah karaengta
Untuk menghadapi Belanda dengan gerilya
Keluar masuk kampung dan hutan memecah perhatian musuh
Di lain waktu, menyergap mematikan tanpa kenal ampun.
Kusebut namamu Andi Bangkung Mappesona
Pemimpin laskar Harimau Indonesia yang disegani
Tekadmu lebih baik mati berkalang tanah daripada dijajah Belanda
Katamu, “UlebbirengE buruE ala najajaE balandaE, Teasisena mitai balandaE”
Seluruh hidupmu demi pembebasan tanah air, demi kemerdekaan hakiki yang dinanti seluruh rakyat.
Kusebut namamu Andi Bankung Mappesona
Tak kenal lelah menelusuri wilayah gerilya
Terakhir engkau terdesak di Kampung Paku-paku, lalu bergerak ke Bantimurung-Balocci, terus ke Patanyameng-Marusu, lalu merubah posisi ke Tondong Bua, dan terakhir memasrahkan segalanya di Padang LeangE
Disitu, di Padang LeangE, engkau dikepung tiga hari tiga malam
Engkau pada akhirnya tewas dan serdadu Anjing Belanda memenggal kepalamu dengan tragis.
Kusebut namamu Andi Bangkung Mappesona
Kematianmu memompa semangat rakyat bersatu melakukan perlawanan
Para pemuda dari berbagai kesatuan kelasykaran membalas habis kepergianmu
Tuntas sudah menunaikan janji kemerdekaan
Belanda menyerah, lari terbirit-birit, ciut nyalinya menghadapi amarah rakyat yang hanya bermodalkan bambu runcing dan senjata seadanya.
Kusebut namamu Andi Bangkung Mappesona
Karena namamu tetap mempesona sebagai “generasi merdeka”
Tanggal 25 Maret 1947 adalah hari kepergianmu
Kami mengenangmu sebagai pahlawan pejuang kemerdekaan
Kami bangga pula sebagai generasi yang dimerdekakan
Hari ini, dan sampai kapan pun.
Etta Adil,
Tribun Pangkajene, 16 Agustus 2023.
