BerandaSosokKisah Heroik Kapten Ruslan Buton Selamatkan Korban Penyanderaan

Kisah Heroik Kapten Ruslan Buton Selamatkan Korban Penyanderaan

 

Oleh: Ir. H Soetrisno T. Sudrjo

PALONTARAQ.ID – Peristiwa itu terjadi sekira Tahun 2004 silam di tempat tinggal kami Jalan Kapten Pierre Tendean Nomor 10 Hegarmanah Bandung, yang merupakan perumahan pemerintah di bawah pengelolaan Sekretariat Negara.

Suatu hari saya kedatangan tamu yang mengaku teman SMP anak perempuan saya yg saat itu tinggal di Denpasar.

Sebut saja namanya “X” yang ingin meminjam uang dengan alasan dompetnya hilang sedangkan dia harus ke Surabaya untuk suatu keperluan.

Meskipun saya tahu manuver seperti ini sudah sangat umum dipergunakan oleh beberapa orang untuk mendapatkan uang secara instan, namun saya tetap memberinya.

Selang satu minggu stlh itu “X” datang lagi untuk menemui saya. Saat itu saya baru saja datang dari pasar mengantar istri saya belanja keperluan sehari hari.

Saya mengira dia akan mengembalikan hutangnya yang dipinjam seminggu lalu sehingga saya mempersilahkan dia masuk tanpa ada kecurigaan sedikitpun.

Didalam rumah ada anak perempuan saya yang bungsu bersama anak perempuannya yang baru berumur 2 tahun. Ketika itu “X” minta permisi ke toilet sementara saya masuk ke kamar untuk berganti pakaian.

Tiba tiba saya mendengar teriakan keras istri dan anak saya. Saya segera bergegas keluar untuk mengetahui apa yang terjadi.

Ya Allah, ternyata “X” sedang mengayun ayunkan pisau dan mencoba menusuk istri dan anak saya. Sepertinya saat di toilet dia memanfaatkan kesempatan untuk mempersiapkan pisau yang dia bawa.

Istri saya berusaha melawan dan berhasil memegang tangan kanan “X” yang memegang pisau. Melihat situasi itu saya pun berupaya untuk menolong istri dan anak saya dengan ikut memegang tangan kanan “X”.

Namun “X” berhasil memberontak dan melepaskan diri sambil menyerang membabi buta. Saya dan istri jatuh terkapar akibat sabetan pisau “X”.

Saya terluka dibawah ketiak sedangkan istri saya mengalami luka di dada dan di punggung, sementara anak perempuan saya yang saat itu juga mengalami luka tusuk diperut berhasil keluar rumah dengan tertatih-tatih sambil memegang luka tusuk diperutnya.

Sambil berteriak meminta pertolongan warga. Namun saat itu tidak seorang pun warga yang berada diluar dan seketika bergerak mendengar permintaan tolong itu.

Tidak lama kemudian beberapa warga yang mendengar teriakan permintaan tolong berdatangan untuk memberikan pertolongan.

Anak perempuan saya yang saat itu berhasil keluar dan berteriak meminta pertolongan akhirnya jatuh terkapar tdk sadarkan diri akibat luka tusukan dan pendarahan hebat sehingga oleh warga di evakuasi ke Rumah Sakit Advent Bandung.

Sementara “X” yang mulai panik melihat massa sudah berkumpul dihalaman rumah langsung menyekap dan menyandera cucu saya di pintu utama dengan menempelkan pisau dilehernya dan mengancam warga agar tidak coba coba mendekat atau memaksa masuk.

Saya dan istri tidak bisa berbuat apa apa karena terkena sabetan dan tusukan pisau sehingga hanya bisa pasrah sambil berdoa dan berharap warga masyarakat yang datang bisa menolong kami.

Warga yang sudah berkumpul tidak bisa berbuat banyak dengan lebih mempertimbangakan keselamatan cucu saya yang di sandera.

Tidak berselang lama datang seorang anggota TNI dengan membawa parang panjang yang di jemput dan dibonceng dengan sepeda motor oleh Bapak Rahmat yang kebetulan menjabat sebagai Ketua RW setempat yang saat melihat kejadian berinisiatif datang meminta pertolongan ke asrama Secapaad yang tidak terlalu jauh dari lokasi kejadian.

Dan secara kebetulan ada beberapa orang anggota TNI yang sedang merapihkan ranting ranting pohon didalam asrama.

Melihat anggota TNI datang, “X” bertambah panik dan melepaskan cucu saya sambil berlari ke arah pintu belakang untuk meloloskan diri dari kepungan warga.

Tanpa keraguan saya melihat anggota TNI yang kemudian diketahui bernama bapak Sertu Ruslan Buton masuk menyusul dan mengejar “X” di ikuti oleh pak Rahmat dan beberapa warga.

Dengan sisa tenaga sambil menahan rasa sakit akibat luka tusuk dibawah ketiak, saya sempat menunjukan arah pintu belakang kepada bapak Sertu Ruslan Buton.

Nasib sial bagi “X”, yang berniat kabur meloloskan diri akhirnya terperangkap di semak semak yang merupakan area sempit dan buntu yang terhalang tembok dan kawat duri.

Dengan sigap bapak Sertu Ruslan Buton langsung menempelkan parang di lehernya sambil membentak dan berteriak jangan bergerak kalau tidak lehermu saya potong.

Si “X” pun tidak bisa berbuat banyak hanya mengangkat kedua tangan sebaai tanda menyerah, namun tanpa di duga “X” ternyata berniat untuk melakukan perlawanan.

Si “X” menyerang bapak Sertu Ruslan Buton dengan mencabut pisau rencong yang terselip dipinggangnya namun lagi-lagi bapak Sertu Ruslan Buton lebih refleks dengan menendang tangannya sehingga pisau rencongnya terjatuh dan kembali parang ditempelkan di leher “X”.

Sontak salah seorang warga mengamankan pisau rencong milik “X” yang jatuh dan beberapa warga lain yang ikut mengejar melampiaskan kekesalannya dengan memukul dan menendang “X”.

Namun dengan kesigapan bapak Sertu Ruslan Buton, “X” berhasil di selamatkan dari amukan massa dan di bawa ke asrama Secapaad dan selanjutnya bapak Sertu Ruslan Buton menelpon Polsek Cidadap untuk menjemput dan memproses “X” secara hukum.

Sesaat setelah kejadian saya dan istri di bawa ke Rumah Sakit Advent untuk mengobati luka tusuk sekaligus melihat kondisi anak saya yang masih terkulai lemas akibat luka tusukan diperut yang cukup serius dengan kedalaman 3 cm dan panjang 7 cm.

Tiga hari setelah kejadian, oleh pihak Rumah Sakit anak saya sudah diperbolehkan pulang ke rumah untuk selanjutnya dapat melaksanakan rawat jalan.

Banyak awak media baik cetak maupun media elektronik yang datang kerumah saya untuk meminta keterangan yang saat itu menjadi topik pembicaraan dan berita utama dikota Bandung.

Secara kebetulan saat itu juga bapak Sertu Ruslan Buton sedang datang bersilaturahmi dan sempat saya perkenalkan kepada salah satu wartawan STV sekarang Kompas TV bahwa beliau inilah yang menyelamatkan kami sekeluarga dari upaya perampokan dan penyanderaan yang dilakukan “X”.

Sontak wartawan tersebut berniat untuk mewawancarai bapak Sertu Ruslan Buton untuk di tayangkan dalam salah satu program berita kriminal di STV yaitu Catatan Kriminal (Cakram) yang tayang dalam durasi selama 30 menit.

Dan atas ijin pimpinan Secapa saat itu, Sertu Ruslan Buton di wawancara oleh pihak STV bertempat di dalam asrama Secapaad Bandung.

Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT, kepada seluruh warga yg saat itu datang memberikan pertolongan, kepada Bapak Rahmat (Ketua RW), dan terutama kepada Bapak Sertu Ruslan Buton yang dengan keberaniannya telah menyelamatkan kami dari ancaman bahaya.

Tulisan ini saya buat sebagai bentuk kepedulian dan reaksi saya atas pemberitaan yang sempat viral di media sosial beberapa waktu yang lalu bahwa Bapak Ruslan Buton yang dulu saat berpangkat Sertu sangat berjasa menolong dan menyelamatkan keluarga kami dari upaya perampokan dan penyanderaan.

Dan kini beliau berpangkat Kapten saat sedang melaksanakan tugas negara tersandung masalah hukum dengan putusan memberhentikannya dari dinas militer.

Saya atas nama keluarga turut prihatin atas pemberitaan tersebut kami yakin dan percaya, apa yang bapak Ruslan Buton lakukan semata mata demi untuk membela warga masyarakat di tempat beliau bertugas. Bagi saya Bapak Kapten Inf Ruslan Buton adalah Pahlawan.

Oleh karenanya saya berharap agar pimpinan TNI mempertimbangkan kembali putusan pengadilan dengan memberikan hukuman yang yang lebih ringan kepada beliau tanpa harus memberhentikannya dari dinas militer.

Demikian kisah ini saya rekam sebagai dokumentasi pribadi dan keluarga, bahkan saya telah menulisnya dalam Bahasa Inggris untuk komsumsi teman teman saya.

Wassalam.

Bandung, 13 Juli 2018

1 KOMENTAR

  1. 1.e
    2.a
    3.e
    4.c
    5.b
    6.c
    7.d
    8.c
    9.c
    10.b
    11.a
    12.b
    13.a
    14.al-ghazali
    15.e
    *essay*
    1.a.Al-Razi
    b.Al-zahrawi
    c.hunayn bin ishaq
    2.Latar belakang penyebab penyerangan Mongol terhadap Dinasti Abbasiyah adalah penolakan Khalifah Al-Mustaim atas tuntuan Mongol untuk takluk dan menyerahkan upeti, serta keinginan Mongol untuk memperluas kekuasaannya ke Mesopotamia (Iraq)
    3.pemerintahan dalam sejarah Islam yang memimpin pada tahun 32 H/750 M setelah Bani Umayyah tumbang di tangan pasukan Abu Abbas melalui pertempuran di suatu wilayah di Damaskus.
    Dinasti Abbasiyah merupakan kekhalifahan terlama yang pernah memimpin sepanjang sejarah Islam, yaitu pada tahun 750-1258 M. Naiknya dinasti ini ke dalam tahta kepemimpinan Umat Islam saat itu tidak lepas dari banyak faktor. Diantaranya adalah adanya sebagian umat yang memandang bahwa Dinasti Umayyah tidak berlaku adil dan hanya memihak kepada sebagian kelompok saja. Ada juga sebagian kelompok yang merasa hak-haknya dirampas seperti kelompok Syiah. Dan juga orang-orang non-arab (Mawalli) yang tidak diberlakukan secara adil dengan dibebankan membayar pajak lebih besar dari orang arab.Faktor-faktor tersebutlah yang membuat Bani Abbasiyyah mendapatkan banyak dukungan dari pelbagai pihak sampai memastikan kursi kekhalifahan pada waktu itu berpindah tangan dari Bani Umayyah kepada Bani Abbasiyah dengan melalui perebutan wilayah sampai menyisakan satu wilayah kekuasaan Bani Umayyah, yaitu Andalusia.Nama Bani Abbasiyah sendiri disandarkan kepada paman Nabi Muhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib. Hal ini menunjukan pertalian yang erat antara keluarga Bani Abbas dengan Nabi Muhammad Saw. Sementara itu, pusat pemerintahan Bani Abbasiyah sendiri berpusat di kota Baghdad.Dinasti ini mengalami masa kejayaan pada awal-awal masa kepemimpinannya. Yaitu pada masa Harun Ar Rashid yang pernah memerintah pada tahun 786-809 M dan putranya yaitu Al Ma’mun yang menjabat pada tahun 813-833 M.Pada masa kepemimpinan Harun Ar Rashid, hal yang paling diutamakan adalah sektor sosial dan kesehatan. Terbukti dengan dibangunnya fasilitas kesehatan seperti rumah sakit beserta penunjangnya yaitu berupa lembaga akademi pendidikan dokter dan farmasi. Lain hal dari sektor kesehatan, kesejahteraan masyarakat terus ditingkatkan dan pendidikan untuk semua masyarakat sangat diutamakan. Pada masa inilah, peradaban islam semakin menguat dan tak tertandingi oleh siapapun.Sementara itu pada masa kepemimpinan Al Ma’mun putra Harun Al Rashid, bidang pendidikan adalah hal yang paling utama yang diperhatikan. Pada masanya, peradaban islam di bidang keilmuan mencapai masa keemasannya. Karena kecintaan terhadap ilmu Filsafat, Khalifah Al Ma’mun menggalakkan penerjemahan buku filsafat barat ke dalam bahasa arab supaya mudah dipelajari.Bahkan, Khalifah Al Ma’mun rela membayar sebagian kalangan orang non-muslim untuk menerjemahkan buku-buku tersebut ke dalam bahasa arab. Bukan hanya itu, banyak juga fasilitas pendidikan yang dibangun seperti madrasah dan lainnya. Salah satunya adalah Baitul Hikmah yang menjadi pusat penerjemahan sekaligus perguruan tinggi yang dilengkapi dengan perpustakaan besar. Pada masa al-Ma’mun inilah Baghdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.Para ilmuwan pada masa Dinasti Abbasiyah melakukan banyak kajian keilmuan dengan cara menerjemahkan buku-buku dari Yunani lalu mempelajarinya. Dengan cara seperti itulah ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan sangat pesat.Dilihat dari permulaan pemerintahan Bani Abbasiyah, ternyata banyak sekali perubahan yang telah dilakukan, lebih banyak dari masa pemerintahan sebelumnya yaitu Dinasti Bani Umayyah.Pergantian dari Bani Umayyah ke Bani Abbasiyah bukan hanya sebatas perubahan kepemimpinan saja, akan tetapi juga mampu merubah banyak hal. Dinasti Abbasiyah mampu menorehkan sejarah bahwa islam mampu mengembangkan refleksi kegiatan ilmiah dengan adanya pengembangan wawasan dan disiplin keilmuan.

    Pada Dinasti Abbasiyah inilah, pendidikan sangatlah merata dengan adanya madrasah-madrasah yang terbentang dari desa sampai kota. Oleh sebab itu, tidak mengherankan perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah maju dan peradaban islam mencapai puncak kejayaannya.

    Dinasti Abbasiyah secara turun-temurun telah melahirkan sebanyak tiga puluh tujuh khilafah yang berkuasa dalam kurun waktu yang cukup sangat panjang, yaitu sekitar tiga ratus tahunan. SelamA itu pulalah, perkembangan dunia islam sangat berkembang pesat dalam sektor dan bidan apapun, khususnya keilmuan.

    Namun lagi-lagi sangat disayangkan, semua kejayaan itu berakhir dengan pilu. Bagaimana tidak, perang komunal antar saudara terjadi di mana-mana, dan pemberontkan terus terjadi menggerogoti sendi-sendi kekuakasaan islam saat itu. Dan puncaknya, adalah ketika terjadi serangan dari bangsa Mongol yang mengakibatkan luluh lantahnya Baghdad pada waktu itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT