BerandaPesantrenMengenal Kerajaan Samudera Pasai

Mengenal Kerajaan Samudera Pasai

Oleh: Muhammad Farid Wajdi

Lihat pula: Mengapa Mesti Belajar Sejarah Kebudayaan Islam?

PALONTARAQ.ID – Pulau Sumatera adalah Daerah Nusantara yang paling awal melakukan kontak dan hubungan ekonomi dengan para saudagar muslim.

Sebelum sampai di Tiongkok, para pedagang dari Arab, Persia dan India, singgah terlebih dahulu di Pelabuhan-pelabuhan sepanjang Pantai Sumatera.

Pada saat yang sama, Kerajaan Sriwijaya sedang mengalami kemunduran politik dan kemerosotan ekonomi, sehingga Pusat-pusat perdagangan terus bergeser ke arah utara Sumatera.

Kondisi penurunan pengaruh Kerajaan Sriwijaya dan perkembangan dakwah Islam itulah yang membuat menaiknya Kerajaan Samudera Pasai.

Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, Kerajaan Islam pertama di Indonesia dan merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak.

Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada Tahun 1267 M dan memerintah sampai Tahun 1297 M. Gelar Islamnya Sultan Malikul Saleh.

Pimpinan tertinggi kerajaan berada di tangan Sultan yang biasanya memerintah secara turun temurun, didampingi beberapa petinggi kerajaan, seperti Menteri Besar (Perdana Menteri atau Orang Kaya Besar), seorang Bendahara, seorang Komandan Militer atau Panglima Angkatan laut (digelari Laksamana), seorang Sekretaris Kerajaan, dan Kepala Mahkamah Agama (bergelar Qadi).

Pejabat Kerajaan itu, termasuk diantaranya beberapa Syahbandar yang mengurusi Pelabuhan dan Perdagangan.  Biasanya para Syahbandar ini juga menjadi penghubung antara Sultan dan Pedagang-pedagang asing.

Ilustrasi Pelabuhan Samudera Pasai. (foto: ist/palontaraq)
Ilustrasi Pelabuhan Kerajaan Samudera Pasai. (foto: ist/palontaraq)

Setelah Sultan Malik al-Saleh wafat, maka pemerintahannya digantikan oleh keturunannya yaitu Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik al-Tahir I (1297 – 1326).

Pengganti dari Sultan Muhammad adalah Sultan Ahmad yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir II (1326 – 1348).

Berikut ini Silsilah Raja-raja Samudera Pasai:

1. Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)

2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)

3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 ± 1345

4. Sultan Malik Az-Zahir (?- 1346)

5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang memerintah (ca. 1346-1383)

6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang memerintah (1383-1405)

7. Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412)

8. Sultan Sallah Ad-Din yang memerintah (ca.1402-?)

9. Sultan yang kesembilan yaitu Abu Zaid Malik Az-Zahir (?-1455)

10.Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, memerintah (ca.1455-ca. 1477)

11.Sultan Zain Al-‘Abidin, memerintah (ca.1477-ca.1500)

12.Sultan Abdullah Malik Az-Zahir, yang memerintah (ca.1501-1513)

13.Sultan Zain Al’Abidin, yang memerintah tahun 1513-1524

Selain itu menurut catatan M.Yunus Jamil, bahwa para Para pejabat Kerajaan Islam Samudera Pasai terdiri dari Orang-orang ‘alim dan bijaksana.

Adapun nama-nama dan jabatan-jabatan mereka adalah sebagai berikut:

1. Seri Kaya Saiyid Ghiyasyuddin, sebagai Perdana Menteri.

2. Saiyid Ali bin Ali Al Makaarani, sebagai Syaikhul Islam.

3. Bawa Kayu Ali Hisamuddin Al Malabari, sebagai Menteri Luar Negeri.

Pada masa pemerintahannya, datang seorang musafir dari Venetia (Italia) tahun 1292 yang bernama Marcopolo, melalui catatan perjalanan Marcopololah maka dapat diketahui bahwa Raja Samudra Pasai bergelar Sultan.

Dengan letaknya yang strategis, maka Kerajaan Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan Maritim, dan bandar transito. Kedudukan pelabuhannya sangat penting dalam menggantikan peran Sriwijaya di Selat Malaka.

Kerajaan Samudra Pasai memiliki hegemoni atas Pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain.

Kerajaan Samudra Pasai berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Malik al-Tahir II. Hal ini juga sesuai dengan keterangan Ibnu Batuthah.

Samudera Pasai
Perkembangan Kekuasaan Samudera Pasai. (Sumber: Tirto.id)

Lihat pula: Sejarah Singkat Dinasti Ayyubiyah

Pada masa kejayaannya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia.

Komoditas perdagangan dari Samudra Pasai yang penting adalah lada, kapur barus dan emas. Untuk kepentingan perdagangan dikenalkan mata uang emas yang disebut Deureuham (Dirham) sebagai alat tukar.

Kerajaan Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan Agama Islam. Seorang pengembara Muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah sempat mengunjungi Pasai pada Tahun 1346 M.

Diceritakannya bahwa, ketika di Cina, ia melihat adanya Kapal Sultan Pasai di Negeri Cina. Sumber Cina menyebutkan bahwa utusan Pasai secara rutin datang ke Cina untuk menyerahkan upeti.

Informasi lain juga menyebutkan bahwa, Sultan Pasai mengirimkan utusan ke Quilon, India Barat pada Tahun 1282 M.

Hal ini membuktikan bahwa Kerajaan Samudera Pasai memiliki relasi yang cukup luas dengan kerajaan luar, meski wilayah kekuasaannya hanya mencakup hanya wilayah Aceh ketika itu.

Sebagai kerajaan besar, di kerajaan ini juga berkembang kehidupan menulis dan mencipta yang baik.

Sekelompok minoritas kreatif berhasil memanfaatkan Huruf Arab untuk menulis karya mereka dalam Bahasa Melayu. Inilah yang kemudian disebut sebagai Bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi.

Diantara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M.

HRP menandai dimulainya perkembangan Sastra Melayu klasik di Bumi Nusantara. Bahasa Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya.

Sejalan dengan itu, juga berkembang ilmu tasawuf. Di antara buku tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu adalah Durru al-Manzum, karya Maulana Abu Ishak. Kitab ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Makhdum Patakan, atas permintaan dari Sultan Malaka.

Informasi di atas menceritakan sekelumit peran yang telah dimainkan oleh Samudera Pasai dalam posisinya sebagai Pusat Tamadun Islam di kawasan Asia Tenggara pada masa itu.

Rentang masa kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai berlangsung sekitar 3 abad, dari Abad XIII hingga Abad XVI M.

Timeline Kerajaan Samudera Pasai. (sumber: SKI Kelas IX K-13, Erlangga 2018)
Timeline Kerajaan Samudera Pasai. (sumber: SKI Kelas IX K-13, Erlangga 2018)

Seiring perkembangan zaman, Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran, dan disebut-sebut salah satu sebabnya karena ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit sekitar Tahun 1360 M.

Informasi kesejarahan lainnya menyebutkan bahwa Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran sejak masa pemerintahan Sultan Zaenal Abidin yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir III.

Dalam catatan Sejarah Melayu, Kerajaan Samudera Pasai pernah diserang oleh Kerajaan Siam, dan selanjutnya Pada tahun 1524 M ditaklukkan oleh Kerajaan Aceh.

Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya Makam Raja-raja Pasai di Kampung Geudong, Aceh Utara.

Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. (*)

 

Muhammad Farid Wajdi, Pengasuh Ponpes Modern Putri IMMIM Pangkep/Guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT