Related Post: Papua, Ini Tanyaku?
Air Mata untuk Wamena
Oleh: Fahri Hamzah
Wamena,
aku berdoa untukmu…
Peluklah kembali saudara..
Jangan ada luka dan airmata..
Wamena..
aku pernah menyeruput kopi di rumahmu..
Menyantap papeda…
Dan menghirup udara segar di kaki Jayawijaya…
bahkan pada ketinggian yang dipenuhi hujan salju.
Wamena.
aku menangis.
Wamena,
Tidakkah semua ini kenyataanmu dan aku? Sudah lama… aku memelukmu..
Tidakkah kita bisa menerima?
Di bawah kulitmu dan kulitku ada darah berwarna merah…
Dan seterusnya ada tulang berwarna putih…
Wamena,
Aku tak pernah meragukanmu…
Mengapa engkau gelisah?
Wamena,
Tidak boleh ada yang pergi,
Tak boleh ada yang mengungsi dari negeri sendiri…
Maka,
Aku memohon padamu..
Wamena,
Tenanglah..
Kembalilah tenang…
Hapuslah air mata..
Jangan ada tangis dan luka..
Aku menangis untukmu..
Twitter @Fahrihamzah 28/9/2019