BerandaOpiniPejabat yang Bersahaja

Pejabat yang Bersahaja

Oleh: Andi Luthfi A. Mutty *)

PALONTARAQ.ID – Tanpa sengaja saya jumpa dgn Andi Sudirman Sulaiman, Gubernur Sulawei Selatan. Saya kebetulan satu pesawat menuju Bua. Beliau akan menghadiri HUT Lutra. Selanjutnya ke Lutim. Menghadiri acara yang sama. Saya sendiri akan menghadiri pernikahan putri dari H. Idris Ali. Keluarga dan teman sekolah saya di SMPN 1 Palopo.

Kebetulan saya banyak mengenal dan bergaul akrab dengan beberapa orang gubernur. Tetapi pada sosok Andi Sudirman, saya menemukan sesuatu yang lain. Sebagai seorang gubernur, saya tidak melihat gaya seorang pejabat dalam penampilanya. Sangat bersahaja. Dalam perjalanannya ini, beliau tidak didampingi pejabat provinsi.

Di dalam pesawat, beliau mencari seat sendiri. Sesuai boarding pass yang dipegangnya.

Turun dari pesawat, beliau hanya dijemput petugas bandara yg membawa beberapa buah payung. Si petugas tentu tidak secara khusus menjemput pak gubernur. Tetapi laiknya seorang petugas bandara, dia bertugas menunggu dan mengarahkan semua penumpang menuju ruang kedatangan.

Pendeknya, tidak ada penjemputan khusus di bandara. Baik pejabat provinsi maupun pejabat pemda setempat. Padahal, seperti yang sering saya saksikan untuk Gubernur-gubernur lain, jika melakukan kunjungan ke daerah, pastilah dikawal sebanyak mungkin pejabat provinsi. Orang bilang, seperti rombongan sirkus. Di daerah tujuan demikian halnya. Juga dijemput meriah oleh rombongan sirkus di bandara.

Karena cuaca cukup terik saat mendarat, maka pak gubernur meminta sebuah payung yang dipegang petugas, lalu menggunakannya untuk menghindari teriknya matahari, sambil menggandeng seorang anaknya yang masih kecil. Anaknya yang lain yang sudah agak besar ikut bersamanya berjalan di bawah payung menuju ruang kedatangan. Payung itu dipegangnya sendiri. Gubernur tidak dipayungi oleh ajudan yang berjalan di belakangnya.

Keluar dari bandara, pak gubernur langsung menuju kendaraan yang sudah menunggunya. Pintu mobil dia buka sendiri. Bukan oleh ajudan. Padahal salah satu tugas ajudan adalah buka-tutup pintu mobil. Beliau duduk di depan. Di tempat duduk ajudan. Isteri dan anak-anaknya duduk di kursi belakang. Adapun si ajudan naik mobil lain. Mengiringi dari belakang.

Jika semua pejabat seperti ini, melakukan perjalanan secara efisien, betapa banyak biaya perjalanan yang dapat dihemat. Yang tentunya dapat dialihkan untuk membiayai belanja publik. (*)

 

(* Andi Luthfi A. Mutty, Mantan Bupati Luwu Utara, Anggota Komisi II DPR-RI.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT