Laporan: Muhammad Farid Wajdi
PALONTARAQ.ID – “Uraa!” – Demikian ucapan yang keluar dari mulut Presiden Rusia Vladimir Putin saat hari hari pengumuman invasi Rusia ke Ukraina. Lengkapnya, Putin menyebut “Brazikowasz Sinyom Elikepadidie Ura”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya “Selamat hari libur. Selamat Hari Kemenangan. Hore”. “Uraa” sendiri berarti hore.
Seruan “Uraa” dari Putin itu biasanya akan dibalas pendengarnya, dengan ucapan yang sama: Uraa! secara berulang-ulang. Dalam Catatan Palontaraq, Putin pernah mengucapkan kata yang sama saat Parade 9 Mei 2021, saat perayaan menyerahnya tentara Jerman kepada tentara Rusia.
Seruan “Uraa!” bukanlah sembarang seruan. Seruan ini sangat dimengerti oleh Orang Rusia sebagai seruan perang atau himbauan kepada seluruh rakyat Rusia untuk membela negaranya dan mempertahankan tanah airnya. Menilik sejarahnya, Rakyat dan Tentara Rusia pernah mengalami pasang surut peperangan sejak masih bernama Uni Sovyet.
Diketahui dalam Sejarah bahwa pada Tanggal 9 Mei 1945 Kepala Tentara Angkatan Darat Jerman, Marsekal Medan Wilhelm Keitel, menyerah kepada Marsekal Georgy Konstantinovich Zhukov dari tentara merah Soviet. Ketika itu tentara merah berjuang mati-matian agar tentara Jerman dibawah perintah Diktator Adolf Hitler tak bisa masuk lebih dalam wilayah Sovyet yang kini bernama Rusia.
Pertempuran sengit terjadi di Stalingrad pada Agustus 1942-Februari 1943 antara tentara Jerman dengan tentara Soviet. Salah satu pahlawan Soviet kala itu adalah sniper legendaris Vasilly Zaitsyev. Seruan “Uraa” diabadikan dalam film Eine Frau in Berlin (2008), yang bercerita tentang beberapa perempuan Jerman pasca kalah Perang Dunia II dan Berlin diduduki tentara merah.
Katherine Zubovich dalam Moscow Monumental: Soviet Skyscrapers and Urban Life in Stalin’s Capital (2020:70) menyebut dua pekan pasca pertempuran 9 Mei 1945, Stalin berkata dalam pidatonya “Saya ingin bersulang untuk kesehatan rakyat Soviet kami dan diatas segalanya untuk rakyat Rusia” dan disambut tepuk tangan serta seruan “Uraa!” (*)
