BerandaFeatureBocor! Surat 'Terbuka' PDUI ke Presiden RI

Bocor! Surat ‘Terbuka’ PDUI ke Presiden RI

 

Laporan: Etta Adil

PALONTARAQ.ID – Sebuah surat ‘terbuka’ dari Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) untuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bocor dan beredar di media sosial.

Surat PDUI tersebut berjudul Negaraku Jangan Kalah, yang ditulis di Jakarta, 10 April 2020 berisi sorotan PDUI tentang penyelesaian masalah pandemi Covid-19.

Menurut PDUI, semakin hari jumlah kasus konfirmasi dan yang meninggal akibat Covid-19 bertambah terus dan sebarannya pun kian merata dan meluas hingga pelosok. Per Jumat (10/4/2020), kasus positif sudah tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

Dalam surat tersebut PDUI mengingatkan Jokowi untuk tidak asal terima laporan dari para menteri.

“Lupakan perkatan menterimu bahwa Corona penyakit yang bisa sembuh sendiri. Lupakan ucapan menterimu bahwa harga APD tinggi karena ‘salahmu kok beli’,” tulis PDUI.

“Lupakan janji menterimu bahwa pada 31 Maret 2020 ada 4,7 juta masker produksi BUMN siap disebar ke seluruh negeri, yang belakangan diakui belum ada BUMN produksi APD,” lanjutnya.

Berikut ini Isi Lengkap Surat PDUI untuk Presiden Jokowi

Yang Mulia Bapak Presiden

Lihat setiap hari berapa banyak rakyat negeri ini mati. Lihat berapa banyak rakyat negeri ini yang terbaring sesak di ruang isolasi tanpa bisa ditunggui sanak famili.

Lihat berapa banyak setiap hari pertambahan kasus konfirmasi, hanya dari yang diseleksi untuk dilakukan tes konfirmasi.

Sementara di sana-sini masih banyak yang menunggu dijadwalkan tes, masih belum ada dacron swab dan VTM, dengan kondisi yang penuh iba, dengan kondisi yang sengsara, dengan kondisi yang terbaring sendiri tanpa didampingi anggota keluarganya. Entah sampai berpisah atau semoga bisa bertemu dan berkumpul kembali dengan keluarganya.

Lihat di sana-sini, di seluruh pelosok negeri ini, ratusan ribu dokter dan tenaga kesehatan resah, susah, gundah, gelisah, dan marah karena APD makin langka, harganya makin menggila. Sementara nurani mereka terusik, tidak tega menyaksikan pasiennya penuh harap dalam derita tiada tara.

Haruskah mereka bertaruh nyawa dengan APD seadanya? Mereka melawan musuh yang tidak kelihatan dengan balutan plastik yang sama dengan yang pernah Yang Mulia Bapak Presiden kenakan saat puluhan.

Kamera mengabadikan bapak di tengah rinai hujan. Ya, dengan memakai plastik jas hujan saja.
Lihatlah jumlah sejawat kami para dokter yang meninggal dunia sudah lebih dari 30 orang.
Sampai berapa lagi yang harus dijumlahkan dalam daftar kematian yang mengenaskan ini? Satu saja dari para dokter mati, perlu waktu bertahun-tahun untuk menjadikan pengganti. Beda dengan menteri-menteri yang bapak miliki, satu saja mati, esok hari berbondong yang mengajukan diri.

Yang Mulia Bapak Presiden

Lakukan … lakukan …. lakukanlah amanat di pundakmu sebagai Presiden di negeri ini. Jalankan … jalankan … jalankanlah bunyi Pasal-pasal Undang-undang Dasar negara ini.

Itu amanah yang engkau minta ada di pundakmu. Ini beban yang Engkau minta diletakan di punggungmu. Jangan kau tumpahkan kepada rakyatmu, jangan kau biarkan membebani derita negerimu.

Gunakan kepalan tanganmu, gunakan ujung telunjukmu, gunakan suara kerasmu. Perintahkan paramenterimu, aparatmu, jenderalmu, TNI dan Polisi yang ada di kendalimu. Kuasai seluruh negeri ini, atur hingga ke pelosok negeri ini, perintahkan seluruh rakyatmu.

APD harganya melangit, mencekik dan menjerat, langka tapi faktanya ada. Ada, iya ada. Tapi ada nan tega menjual dengan harga yang fantastis, ada yang tega mengambil laba luar biasa di kala duka, ada yang tega mengiris saudaranya di tengah krisis.

Negaraku hadirlah, kuasai seluruh cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak.

Beli seluruh produksi dari pabrik yang yang ada di seluruh pelosok negeri ini. Datangkan sebanyak-banyaknya dari luar negeri.

Kuasai semuanya, bagikan untuk sebesar-besar kemanfaatan bagi rakyatmu. Tegakan hukum, jeratlah dengan hukum pada siapa saja yang menjual APD dengan harga tinggi, gunakan banyak Undang-Undang untuk menghadang tindakan mereka.

Wahai negaraku, lawanlah, perkasalah. Janganlah Negaraku KALAH.

Yang Mulia Bapak Presiden

Raihlah tangan-tangan rakyatmu yang memohon pertolongan, mereka yang menunggu uluran tali di tengah derasnya arus sebaran Covid-19 yang mematikan.

Lemparlah sebanyak-banyaknya tali, selamatkan dengan jaring-jaring dan angkatlah mereka dari kemalangan dan kedukaan ini.

***

Menanggapi surat PDUI kepada Presiden Jokowi tersebut, netizen berharap surat tersebut sampai di Presiden dan ada perubahan kebijakan fundamental dalam melihat masalah pandemi Covid-19 yang berpihak kepada keselamatan rakyat dan perlindungan terhadap tenaga medis. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT