BerandaBisnisKarena serba terlalu, Ari pun akhirnya berlalu

Karena serba terlalu, Ari pun akhirnya berlalu

Oleh: Rudi S Kamri

PALONTARAQ.ID – Bukan hanya dipecat dari pucuk pimpinan  PT Garuda Indonesia (Tbk), Ari Askhara juga terancam hukuman penjara.

Indikasi ke arah sana terang benderang karena laporan Komisi Audit Internal Garuda dan penyelidikan aparat Ditjen Bea Cukai telah menemukan Fakta-fakta yang membuat Ari Askhara dan kawan-kawan tak berdaya.

Manusia tamak yang nama lengkapnya I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, kelahiran Jakarta, 13 Oktober 1971 ini memang melakoni perannya di Garuda dengan serba terlalu.

Berikut beberapa keterlaluan Ari Askhara:

Sudah menjadi rahasia umum, dia punya gundik salah satu awak kabin yang berinisial PNR. Dan kesalahan terbesar Ari dia memilih gundik yang terlalu ‘over exposed’ alias super narsis.

Apa saja dipamerkan di publik, lagi pelukan dengan pacarnya diposting, meski sang pacar hanya tampak tanda lahirnya. Punya hidung baru diumbar ke media.

Punya pipi baru yang drastis berubah dari tembem ke tirus juga dipamerkan. Kalau biasanya isteri Direktur Utama lebih berkuasa dibanding suaminya laksana PangLIMA, selingkuhan Ari ini konon super belagu dan lebih sok kuasa layaknya PangENAM.

Ari juga mempunyai perilaku aneh. Meski dia lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) dan strata-2 di Universitas Indonesia (UI), dia tidak malu-malu narsis dengan seragam pilot senior.

Ari Ashkara. (foto: ist/palontaraq)
Ari Ashkara. (foto: ist/palontaraq)

Pada saat peringatan Hari Kemerdekaan RI yang lalu dia juga berdandan uniform ala Presiden Soekarno lengkap dengan menyewa mobil kuno dan minta pegawai Garuda berpakaian pejuang masa lalu. Bahkan dia minta semua peserta upacara tidak menggunakan alas kaki agar merasakan perjuangan pahlawan masa lalu, katanya.

Hobi motor gede bersama kelompoknya juga berlebihan. Ari pernah minta anak buahnya menyiapkan moge Harley Davidson di hanggar pesawat, begitu turun dari pesawat dia dan kroni-kroninya langsung menaiki moge secara konvoi, layaknya Bandara Soetta milik nenek moyangnya. Sakit jiwa luar biasa.

Perintah penghematan yang dilakukan Ari terhadap fasilitas untuk penumpang juga keterlaluan. Beberapa awak kabin senior Garuda menceritakan penghematan yang dilakukan membuat mereka dikomplain penumpang.

Kualitas dan kuantitas  makanan-minuman untuk penumpang diminta dikurangi secara signifikan dan ini tidak layak untuk citra Garuda yang merupakan penerbangan bintang lima.

Manipulasi laporan keuangan Garuda juga pernah dilakukan oleh Ari Askhara dan ini masih dalam pengusutan pihak berwenang sampai saat ini.

Pendek kata mayoritas internal Garuda bersorak sorai dengan pemecatan Ari Askhara dan kawan-kawan. Hal itu terlihat dari status para pegawai Garuda terutama awak kabin di media sosial yang tertulis: “Alhamdulillah”, “Gusti Allah mboten sare”, “Akhirnya terjungkal juga”, “Saatnya telah tiba” dan lain-lain.

Mungkin yang bersedih hanyalah Oknum-oknum pengurus Serikat Pekerja Karyawan Garuda yang selama ini menjadi kaki tangan Ari untuk menekan karyawan lain dan memanipulasi fakta.

Mungkin Ari Askhara merasa dibeking kuat oleh Menteri BUMN periode lalu sehingga kelakuan jahatnya merajalela. Hampir semua pihak ketiga yang bekerja sama bisnis dengan Garuda adalah milik teman-teman Ari Askhara. Mulai mobil dinas untuk penjemputan karyawan dan awak kabin sampai catering.

Karena perilaku yang serba terlalu, bagi saya sangat layak Ari Askhara dipecat dengan tidak hormat dari kursi tertinggi Garuda Indonesia. Karena kelakuan jahat yang serba terlalu, layaklah kalau nanti dia harus sekolah akhlak di penjara.

Bukan hanya Ari Askhara. Erick Thohir juga harus menelisik mengapa seorang Ratih Agustanti, istri Direktur Operasi Garuda Bambang Adisurya Angkasa yang selama ini bisnis tas mewah ikut dalam penerbangan pesawat itu dengan tas-tas mewah di dalamnya?

Apakah ada upaya dia menyeludupkan tas-tas mewah itu? Bea Cukai harus tuntas menelisik hal itu.

Saatnya bersih-bersih Garuda dan BUMN lainnya. Karena saya menduga perilaku jeblok direksi BUMN bukan hanya terjadi di Garuda.

Mereka mengelola korporasi negara seenak perutnya karena merasa tidak ada resiko. Kalau perusahaan rugi mereka tetap digaji tinggi dengan fasilitas yang mewah dan kalau korporasi untung mereka semakin kaya raya.

Kini Ari pasti sedang merenungi nasibnya atas karma kelakuannya sendiri. Dan si Putri pun harus berpikir keras bagaimana harus mencari biaya maintenance untuk hidung dan dagunya yang kelak akan menjadi kendor dan mencair silikonnya. Duuuh

Ari pun terjungkal dengan nafas yang tinggal sengal dan sesal. Terlalu sih loe !!!

Salam SATU Indonesia, 06 Desember 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT