BerandaIslamKeutamaan dan Amalan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Keutamaan dan Amalan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Oleh: Muhammad Farid Wajdi

PALONTARAQ.ID – Bulan Dzulhijah adalah salah satu bulan istimewa dalam Islam, khususnya pada 10 Hari pertama Bulan Haji tersebut. Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa Hari 1 bulan Dzulhijah adalah hari dimana Allah SWT mengampuni dosanya Nabi Adam ‘alaihissalam, karena itu disunnahkan berpuasa pada hari itu.

Bagi umat Islam yang ingin berqurban, sebelum Adzan Maghrib pada hari terakhir sebelum memasuki Hari 1 Dzulhijjah adalah batas akhir memotong kuku dan rambut bagi yang sudah berniat berqurban.

Pada hari kedua Bulan Dzulhijah yang merupakan hari di mana Allah SWT mengabulkan do’a Nabi Yunus ‘alaihissalam dengan mengeluarkannya dari perut Ikan Paus. “Barang siapa berpuasa pada hari itu seolah olah telah beribadah selama satu tahun penuh tanpa berbuat maksiat sekejappun”.

Selain berpuasa bagi umat Islam yang tidak menjalankan ibadah haji dan umrah, maka Bulan Dzulhijjah adalah bulan utama pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah. Berbagai hadits sahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain sabda Nabi SAW:

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

Artinya:
“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga”.

Pada hari 3 Bulan Dzulhijah adalah hari di mana Allah SWT mengabulkan do’a Nabi Zakaria. Barang siapa berpuasa pada hari itu, maka Allaah swt akan mengabulkan segala do’anya, sedang pada Hari 4 bulan Dzulhijah adalah hari dimana Nabi Isa alaihissalam dilahirkan.

Barang siapa berpuasa pada hari itu akan terhindar dari kesengsaraan dan kemiskinan. Pada hari 5 bulan Dzulhijah adalah hari di mana Nabi Musa AS dilahirkan, barang siapa berpuasa pada hari itu akan bebas dari kemunafikan dan adzab kubur.

Pada hari ke-6 Bulan Dzulhijah adalah hari dimana Allah SWT  membuka pintu kebajikan untuk Nabi-Nya, barang siapa berpuasa pada hari itu akan dipandang oleh Allah SWT  dengan penuh rahmat dan tidak akan diadzab.

Pada hari ke-7 Bulan Dzulhijjah adalah hari ditutupnya pintu jahannam dan tidak akan dibuka sebelum hari kesepuluh lewat. Barang siapa berpuasa pada hari itu Allah SWT akan menutup tiga puluh pintu kemelaratan dan kesukaran serta akan membuka tiga puluh pintu kesenangan dan kemudahan.

Pada hari ke-8 Bulan Dzulhijjah disebut juga Hari Tarwiyah. “Barang siapa berpuasa pada hari itu akan memperoleh pahala yang tidak diketahui besarnya kecuali oleh Allah SWT”.

Pada hari ke-9 Bulan Dzulhijjah disebut juga sebagai “Hari Arafah”.  “Barang siapa berpuasa pada hari itu puasanya menjadi tebusan dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Berpuasa Selama Hari-hari tersebut, atau pada sebagiannya, terutama pada Hari Arafah. Tidak disanksikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya.

Disebutkan dalam Hadist Qudsi disebutkan bahwa:

 

الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي

 

Artinya:
“Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku”.

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:

ما من عبد يصوم يوماً في سبيل الله ، إلا باعد الله بذلك اليوم وجهه عن النار سبعين خريف

Artinya:
“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah SWT pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun”. [Hadits Muttafaqun ‘Alaih].

Diriwayatkan pula oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah rahimahullah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده .

Artinya:

“Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”.

Terakhir adalah hari ke-10 Bulan Dzulhijjah adalah Hari Raya Idul Qurban atau disebut pula Hari Raya Haji. “Barang siapa menyembelih Qurban, maka pada tetesan pertama darah Qurban diampunkan dosa dosanya dan dosa anak-anak dan istrinya”.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan bulan istimewa, selain Bulan Ramadhan bagi umat Nabi Muhammad SAW untuk meningkatkan amalan berlipat ganda pahala dengan berpuasa pada Hari pertama sampai hari kesembilan Bulan Dzulhijah tersebut.

روى البخاري رحمه الله عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر – قالوا :
يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله
إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء

Artinya:

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu: Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah? Beliau menjawab: Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”.

وروى الإمام أحمد رحمه الله عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال
ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر
فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميدوروى ابن حبان رحمه الله في صحيحه
عن جابر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: أفضل الأيام يوم عرفة.

Artinya:
“Imam Ahmad, rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi SAW bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid”.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

Artinya:
“…. dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan …”. [al-Hajj/22 : 28].

Para Ahli Tafsir menafsirkannya dengan 10 hari dari Bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma.

فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

Artinya:

“Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid”. [Hadits Riwayat Ahmad].

Imam Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha’, tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan:

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد

Artinya:
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah”.

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ

Artinya:
“Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu …”. [al-Baqarah/2 : 185].

Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf.

Yang menurut sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do’a, kecuali karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.

Dalam Bulan Dzulhijjah, dianjurkan pula untuk bertaubat serta meninggalkan segala maksiat dan dosa, sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta’atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya. Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi SAW bersabda:

ان الله يغار وغيرة الله أن يأتي المرء ما حرم الله علي

Artinya:
“Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya” [Hadits Muttafaqun ‘Alaihi].

Bulan Dzulhijjah juga adalah bulan memperbanyak amal shaleh, berupa ibadah sunat seperti: shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya.

Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

Pada hari 10 Bulan Dzulhijjah, maka disunnahkan untuk berbondong-bondong melaksanakan Shalat Iedul Adha dan Mendengarkan Khutbahnya. Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan.

Pada hari 10 Bulan Dzulhijjah ini, disyariatkan pada Hari-hari Itu Takbir Muthlaq, yaitu pada setiap saat, siang ataupun malamnya, disyariatkan takbir muqayyad, yaitu setiap selesai shalat fardhu berjama’ah bagi selain jama’ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga Shalat Ashar pada Hari Tasyriq.

Selanjutnya, berkurban pada Hari Raya Qurban (Hari-hari Tasyriq), Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, yakni ketika Allah Ta’ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi SAW:

 

وقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وسلم ضحى بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما

 

Artinya:
“Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu”. [Muttafaqun ‘Alaihi].

Selain Hal-hal yang telah disebutkan diatas hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, memperbanyak dzikir dan syukur kepada Allah SWT, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan, memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan dan ridha Allah SWT.

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya. Amieen ya Rabbal ‘alaminn. (*)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT