BerandaFeatureBerharap Lebih Banyak Berita dari Jurnalis Warga

Berharap Lebih Banyak Berita dari Jurnalis Warga

Pelatihan menulis bagi Jurnalis Warga (Blogshoptips) oleh Kompasiana (foto: mfaridwm)
Pelatihan menulis bagi Jurnalis Warga (Blogshoptips) oleh Kompasiana (foto: mfaridwm)

Laporan: Etta Adil

PALONTARAQ.ID – Sebulan terakhir ini media mainstream, cetak dan televisi menyajikan banyak berita fenomenal terkait Pilkada DKI, Isu kemunculan PKI, dan Kriminalisasi Ulama.

Begitu pula pemberitaan terkait Dana Sumbangan Umat dalam aksi bela Islam ditengarai masuk dalam Tindak Pidana Pencucian Uang, Rencana Kunjungan Raja Salman ke Indonesia, serta Peradilan yang berlarut-larut dalam Kasus Penistaan Agama.

Hal yang sama terjadi pula pada Kasus Pembangunan Reklamasi di Teluk Jakarta, dan lain sebagainya. Tak terduga dan membuat kita harus lebih arif memilih dan memilah informasi yang dapat dipercaya.

Salah satunya adalah berita yang sangat mengagetkan dari Bantul Yogyakarta. Polisi berhasil membongkar tempat produksi bakso berbahan baku ayam mati kemarin (tiren) dan membekuk pelakunya.

Ternyata menurut salah seorang warga penyuplai ayam tiren tersebut, produksi bakso tersebut sudah berlangsung sejak Tahun 1996. Tak terbayangkan bagaimana mau muntahnya kita menyaksikan berita menjijikkan tersebut. Berita lain tak kalah mirisnya.

Berita yang tragis dalam dunia pendidikan menghentakkan kesadaran kita saat menyaksikan berita anak sekolah yang bertarung jauh ke sekolah, di Desa Batu Busuk, Lambung Bukit, Pauh, Padang, Sumatera Barat.

Hal yang sama mirisnya pernah diberitakan di Tasikmalaya, Jawa Barat pun ditemukan anak sekolahan yang harus bergelantungan di jembatan kawat baja pergi pulang dari sekolahnya. Tidak awas sedikit saja maut mengintainya terjerembab dalam batu karang sungai yang menganga dibawahnya.

Sungguh memprihatinkan kita menyaksikannya. Perjuangan untuk meraih pendidikan harus ditempuh dengan taruhan nyawa. Dalam kondisi air sungai surut, anak sekolahan tersebut menyeberangi sungai sambil mengangkat roknya dan menenteng sepatunya. Butuh waktu berjam-jam pula untuk mengeringkan pakaiannya yang basah sebelum sampai ke sekolahnya.

Sebegitu lama fakta mencengangkan ini baru terungkap pemberitaannya. Lantas, kita tentu patut bertanya, “Dimana mata media selama ini?”

Belum cukup kita menggelengkan kepala atas terkuaknya dua berita diatas, setiap hari kita disuguhkan dengan praktek korupsi yang menyentuh hampir semua bagian kantor pemerintahan dari pusat sampai daerah.

Sangat memiriskan hati melihat pemberitaan Anak-anak sekolah kita dapati di jalan bertaruh nyawa saling lempar batu sesamanya pelajar, mahasiswa temperamental yang membakar kampusnya sendiri, serta Pemilukada yang berujung pembakaran Kantor KPUD.

Di Lain tempat, masih saja ada polisi lalu lintas yang tak berhenti menerima “gaji” di jalanan, wakil rakyat yang sibuk studi banding sementara rakyat petani yang diwakilinya dilanda kekeringan lahan, tak ada air bersih dan semakin sulitnya membeli sembako. Miris dan Memilukan.

Mata media mainstream punya keterbatasan untuk menyaksikan semua kejadian dan meliput segala peristiwa yang terjadi. Sekalipun kita miris juga menyaksikan tayangan media televisi yang lebih banyak mengumbar gosip selebritis dan tayangan sinetron berbau hedonistis.

Sebuah tontonan yang sangat jauh dari tuntunan. Mengajarkan konsumeristis dan jauh dari mendidik, menginspirasi dan memotivasi anak-anak agar lebih berprestasi di sekolah dan lingkungan sosialnya.

Dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat serta tumbuhnya trend baru peliputan berita (news reporting) oleh jurnalis warga (citizen reporter), kita tentu patut berharap akan lebih banyak berita yang terungkap ke permukaan.

Peran publik dalam jurnalisme warga (citizen journalism) dapat dianggap sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dan kepedulian sosial, sekalipun dengan keterbatasan kemampuan dalam menuliskan suatu berita atau kejadian yang disaksikannya.

Tanggung jawab pemberitaan ini harus dipikul oleh setiap warga, dengan mengirimkan tulisannya ke media mainstream atau mempublishnya sendiri di media yang diciptakan atau diikutinya (blog atau social blog).

Sekedar menuliskannya di note facebookpun dapat dianggap sudah satu bentuk penyampaian informasi publik, apatah lagi jika informasi yang disampaikannya tersebut punya dampak atau akan berdampak luas terhadap kepentingan publik.

Sekalipun namanya jurnalisme warga, satu hal penting yang harus terjaga adalah laporan atau beritanya dapat dipertanggung jawabkan, bukan berita bohong, sekedar mencari sensasi atau popularitas.

Dengan demikian laporan jurnalisme warga sebenarnya dapat menjadi berita penyeimbang (sandingan) dari berita yang ditulis oleh wartawan professional.

Radio Elshinta yang telah lebih dulu merintisnya terbukti sukses lalu memicu stasiun TV swasta mengikuti jejak citizen journalistics ini. Kini, bahkan lebih gila lagi, dengan semakin menjamurnya blog dan social blog/sites semacam kompasiana, viva news, blogdetik, kaskus, dan lain sebagainya. Kita tentu berharap agar laporan jurnalisme warga lebih berbobot maka jurnalis warga juga harus senantiasa meningkatkan kapasitasnya, menyangkut teknik menulis dan fotografi berita.

Dengan semakin maraknya jurnalisme warga, kita bisa saling mengawasi apa yang baik dan buruk di sekitar kita.

Semoga dengan begitu, pihak pemerintah dan wakil rakyat serta semua unsur aparatur negara di kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan di lembaga mana saja akan selalu merasa terawasi dan dengan sendirinya menurunkan keinginan / niat untuk melakukan penyimpangan dan pengkhianatan terhadap tugasnya.

Mari kita dorong agar jurnalisme warga ini lebih berkembang lagi dan lebih banyak lagi berita yang lahir dari buah tangan jurnalis warga, minimal pada setiap diri kita mau melaporkan segala peristiwa penting yang terjadi di sekitarnya, termasuk menyangkut sosial budaya masyarakat setempat dimana kita berada dan lebih mengetahuinya dibandingkan yang lain. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT