BerandaIslamKisah-kisah Populer tapi Tidak Sahih

Kisah-kisah Populer tapi Tidak Sahih

 

Oleh: Asy-Syaikh Abdul Aziz Al-Khudhair, Anggota Lembaga Ulama Besar Saudi Arabia

PALONTARAQ.ID – Berikut ini adalah serial cuitan yang disebarkan oleh Asy-Syaikh Abdul Aziz Al-Khudhair -Hafizhahullah- di akun Twitter beliau, tentang kisah kisah yang tersebar di masyarakat, tapi ternyata sanadnya tidak sahih menurut para ahli hadits.

1. Kisah: Bahwa Hurmuzan datang ke Madinah lalu melihat Umar bin Al-Khattab -Radhiyallahu ‘Anhu- tidur dengan berbantalkan tongkat beliau, lalu Hurmuzan mengatakan: “Engkau telah berlaku adil, maka engkau merasa aman, maka engkau tidur nyenyak”.

Kisah ini ditulis oleh Az-Zamakhsyari tapi tidak disebutkan bahwa ini ada sanadnya. Hal ini juga diisyaratkan oleh Al-Waqidi dalam kitab: Futuh Asy-Syam.

2. Kisah: Abu Dujanah -Radhiyallahu ‘Anhu- pada perang Uhud, yang mengikat kepala beliau dengan kain merah, lalu Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- menatap beliau kemudian bersabda: “Ini adalah gaya berjalan yang dibenci oleh Allah, kecuali pada kondisi seperti saat ini (saat perang)”.

Kisah diatad diriwayatkan oleh Ath-Thabarani dengan sanad yang majhul (tidak dikenal).

3. Bait bait syair: “Malam ini terasa sangat panjang… Aku tak bisa tidur karena tak ada suami yang aku candai… “. Itu didengarkan oleh Khalifah Umar bin Al-Khattab -Radhiyallahu ‘Anhu- diucapkan oleh seorang istri yang ditinggal pergi oleh suaminya karena tugas jihad.

Bait-bait syair sebagaimana disebutkan diatas diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dengan sanad yang terputus. Ibnu Hajar mengatakan: Riwayat ini lemah.

4. Kisah: Seorang suami menuju rumah Umar bin Al-Khattab -Radhiyallahu ‘Anhu- untuk mengadukan isterinya yang memarahinya, tapi sebelum ia mengetuk pintu Umar bin Al-Khattab -Radhiyallahu ‘Anhu-, dia mendengar Isteri beliau sedang memarahi Umar bin Al-Khattab.

Riwayat diatas ini batil. Tidak diketahui bahwa kisah ini ada sanadnya. Kisah ini ditulis oleh As-Samarqandi tanpa sanad.

5. Kisah: Masuk Islamnya Umar bin Al-Khattab dan bahwa beliau memukul Fatimah saudari beliau bersama suaminya Sa’id bin Zaid, dan bahwa beliau mendengar/membaca Surah Thaha.

Kisah ini Sangat Munkar. Tidak benar. Ini diriwayatkan oleh Al-Hakim dan sumbernya dari Al-Qasim, yang dinilai Dha’if oleh Al-Bukhari dan Adz-Dzahabi.

6. Kisah: Tetangga Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- yang beragama Yahudi, yang selalu mengganggu beliau, dengan membuang sampah, duri, kotoran, di depan pintu Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam-.

Kisah ini batil. Tidak benar. Tidak ada dasarnya. Tidak ada sanadnya.

7. Kisah: Onta Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- yang dibiarkan berjalan sendiri pada awal mula Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- tiba di Madinah dengan sabda beliau: “Biarkan dia berjalan sendiri karena dia dibimbing”, lalu onta itu berhenti dan duduk di depan rumah Abu Ayyub Al-Anshari -Radhiyallahu ‘Anhu-.

Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy, tapi pada sanadnya ada Ibnu Farqad, dia ini Munkar haditsnya, kisahnya tidak benar.

8. Kisah: Seorang Arab Badwi yang membunuh, lalu ketika akan dilaksanakan qishash padanya, dia minta izin untuk pulang kepada keluarganya selama tiga hari. Dia diizinkan oleh Umar bin Al-Khattab -Radhiyallahu ‘Anhu- setelah Abu Dzar Al-Ghifari -Radhiyallahu ‘Anhu- mengajukan diri sebagai penjamin orang itu.

Setelah tiga hari, dia hampir terlambat tiba kembali ke Madinah, lalu Umar bin Al-Khattab -Radhiyallahu ‘Anhu- mengancam untuk menerapkan hukum qishash itu pada Abu Dzar Al-Ghifari -Radhiyallahu ‘Anhu-, dst.

Kisah ini disebutkan oleh Al-Itlidiy tanpa sanad. Karena itu kisah ini tidak benar. Selain itu, Tidak dibolehkan penjaminan diri untuk mengganti orang lain dalam hukum hudud.

9. Kisah: Seorang sahabat yang mimpi basah sedang ia dalam keadaan sakit, lalu para sahabat yang lain tetap menyuruh dia untuk mandi junub, lalu sahabat itu pun wafat, lalu Nabi -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- bersabda: “Mereka telah membunuhnya, semoga Allah membinasakan mereka”, dst.

Kisah ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, dinilai lemah oleh Ad-Daraquthni dan Al-Baihaqi, karena sanadnya terputus.

10. Kisah: Umar bin Al-Khattab -Radhiyallahu ‘Anhu- mengubur hidup hidup puterinya pada masa jahiliyah.

Informasi itu batil. Hoax. Itu adalah riwayat palsu. Dusta. Buktinya: Hafshah binti Umar -Radhiyallahu ‘Anhuma- dilahirkan pada masa jahiliyah, masih tetap hidup pada masa Islam dan dinikahi oleh Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam-.

11. Kisah: Khaulah binti Al-Azwar -Radhiyallahu ‘Anha- yang menutup wajahnya, menunggang kuda, menerobos barisan musuh, menebas musuh yang mendekat, untuk membebaskan saudaranya yaitu Dhirar bin Al-Azwar -Radhiyallahu ‘Anhu- yang ditawan oleh musuh.

Kisah ini tidak ada dasarnya sama sekali. Tidak dijumpai di kitab kitab biografi dan sejarah.
Kisah ini benar benar hoax.

12. Kisah: Safanah binti Hatim Ath-Tha-iy -Radhiyallahu ‘Anha- dan Sabda Nabi -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- kepadanya: “Sekiranya ayahmu muslim niscaya kami mendo’akan rahmat untuknya”, lalu Nabi bersabda kepada para sahabat: “Bebaskan dia karena ayahnya dulu mencintai akhlak mulia”.

Kisah ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi tapi kisah ini tidak benar karena pada sanadnya ada orang yang bernama Dhirar, yang riwayatnya tidak dapat dipercaya.

13. Kisah: Seorang wanita lanjut usia di Makkah yang bersusah payah memikul kayu bakar, lalu Nabi -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- bersabda: “Biarlah aku yang memikulnya”, dst

Kisah ini tidak ada dasarnya sama sekali dalam kitab kitab hadits.

14. Bait bait syair: “Thala’al Badru ‘Alaina.. Min tsaniyyatil wada'”, dst. Ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab Ad-Dalail, diriwayatkan pula oleh Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah, dengan sanad yang sangat lemah sekali.

Bait-bait syair sebagaimana disebutkan diatas dinilai lemah oleh Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim. al-‘Iraqi mengatakan: “Sanadnya Mu’dhal (gugur padanya dua perawi atau lebih. Ini salah satu jenis hadits lemah)”.

15. Kisah: Imam Asy-Syafi’i bermalam di rumah Imam Ahmad bin Hambal, lalu Imam Ahmad mengatakan kepada Imam Asy-Syafi’i: “Puteriku memperhatikan padamu tiga hal”, dst.

Kisah ini tidak benar. Karena Imam Asy-Syafi’i wafat pada saat Imam Ahmad belum menikah.

16. Kisah: Imam Ahmad bin Hambal bertemu dengan pembuat roti. Kisah itu diriwayatkan oleh Ibnu An-Najjar di kitab Dzailu Tarikh Baghdad, yang pada asalnya adalah kisah antara Imam Ahmad dengan Ishaq.

Untuk kisah inipun, Imam Adz-Dzahabi mengatakan: “Ini adalah cerita yang dibuat buat; dan yang mengherankan ialah bahwa Ibnul Jawzi tidak malu menyampaikan cerita ini”.

17. Bait bait syair: “Shautu shafiril bulbuli.. Hayyaja qalbiyats tsamali.. dst.” Ini adalah bait bait syair yang sangat unik dan sangat sulit, menggunakan nama Al-Ashma’i secara dusta.

Bait bait ini disebutkan dalam kitab: I’lamunnas bi ma waqa’a Lil Baramikah. Oleh Muhammad Diyab. Orang ini tidak dikenal.

18. Kisah: Sa’id bin Jubair bersama Al-Hajjaj, yang ketika itu Al-Hajjaj mengatakan: “Kamu ini Syaqiyy bin Kasiir (orang celaka bin orang patah)”, lalu Sa’id bin Jubair mengatakan: “Ibuku lebih tahu namaku dari engkau”, lalu beliau minta diberi kesempatan untuk shalat dua rakaat, dst.

Kisah ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim. Adz-Dzahabi mengatakan: “Ini adalah cerita Munkar. Tidak benar”.

19. Kisah: Taubatnya Al-Fudhail bin ‘Iyadh, yang mulanya adalah perampok, lalu pada satu malam ia memanjat dinding sebuah rumah, karena menginginkan seorang wanita, lalu ia mendengarkan wanita itu membaca Ayat:

(ألم يأن للذين آمنوا أن تخشع قلوبهم ..)

“Belumkah tiba saatnya bagi orang yang beriman untuk khusyu’ hati mereka…” QS: Al-Hadid: 16.

Kisah diatas ini diriwayatkan oleh Ibnu Asakir. Kisah ini tidak benar, karena dalam sanadnya ada perawi yang pemalsu hadits.

20. Kisah: Umar bin Al-Khattab -Radhiyallahu ‘Anhu- dengan Amru bin Al-‘Ash -Radhiyallahu ‘Anhu- sesaat setelah Amirul Mu’minin mengangkat Amru sebagai gubernur Mesir, beliau bertanya: “Jika didatangkan kepadamu seseorang yang telah mencuri, apa yang engkau lakukan?”.

Amru menjawab: “Saya akan potong tangannya”. Umar bin Al-Khattab pun menimpali: “Demikian juga kalau datang seseorang kepadaku dari wilayahmu yang menderita kelaparan, niscaya saya potong tanganmu”. Kisah ini tidak ada dasarnya karena tidak ada sanadnya.

21. Kisah: Umar bin Al-Khattab -Radhiyallahu ‘Anhu- yang pada saat beliau akan berhijrah ke Madinah, beliau menghunuskan pedangnya lalu menantang dengan suara keras: “Siapa yang ingin isterinya menjadi janda dan mau meyatimkan anaknya, maka hendaklah ia menemui saya di balik lembah ini”.

Kisah diatas ini diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dengan sanad yang padanya ada sederetan perawi yang tidak dikenal.

22. Kisah: Dicurinya sepatu Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam-, lalu beliau berdo’a: “Ya Allah, Kalau orang itu benar benar butuh, maka berkahilah ia pada apa yang dia ambil itu”.

Riwayat ini tidak ada dasarnya karena tidak didapatkan dalam kitab kitab hadits. Disebutkan pula bahwa yang mencuri sepatu itu ialah seseorang yang bernama: Utaibah.
Ini juga hoax.

23. Kisah: Ali bin Abi Thalib -Radhiyallahu ‘Anhu- pernah membunuh jin di Dzul Hulaifah.
Ini adalah riwayat yang dibuat buat oleh kaum Rafidhah (Syi’ah).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa riwayat ini tidak benar.  Orang awam menyebutkan Dzul Hulaifah dengan nama: Abyar Ali atau Bir Ali, berdasarkan kisah dusta di atas.

Semoga mencerahkan. Semoga memotivasi kita untuk terus belajar, lebih waspada dan lebih teliti.

(* Dihimpun Oleh: Abdullah Az-Zauba’i, 29 Syawwal 1437, Diterjemahkan oleh: Dr. Muzakkir M Arif. 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT