BerandaOpiniAhoker tak Usah Urusi Ibadah Umat Islam, Urusi saja Ahok jualan Bensin...

Ahoker tak Usah Urusi Ibadah Umat Islam, Urusi saja Ahok jualan Bensin mahal saat Pandemi Corona

 

Oleh: Nasrudin Joha

PALONTARAQ.ID – Ahoker bernama Rudi Valinka atau dengan nama akun twitter @kurawa, mengikuti jejak junjungannya, Ahok.

Tak paham syariat Islam, Ahoker ini melempar wacana yang merusak ruang empati dan kecerdasan publik.

Rudi Valinka mengusulkan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan fatwa membolehkan ummat Islam tidak puasa pada tahun ini karena pandemi virus corona.

Penulis buku ‘A Man Called Ahok’, Rudi Valinka, yang juga pemilik akun Twitter @kurawa ini, meminta puasa bisa diganti dengan membayar denda dan memberi makan untuk orang miskin.

Dengan membayar Fidyah (denda) memberikan makan untuk orang miskin, cara ini dianggap yang paling ideal dalam kondisi pandemik.

Pernyataan ngawur ini, secara substansi sama dengan pernyataan Ahok yang tak paham agama Islam tetapi membuat tafsir ngawur terhadap surah Al Maidah.

Membuat usulan, tanpa basis ilmu, dan seolah lebih berjiwa sosial dengan memberi makan orang miskin, seolah yang tetap berpuasa tak peduli pada orang miskin karena tetap berpuasa pada kondisi pandemik, jelas pandangan yang sangat menyesatkan.

Jika hendak dirinci, ada banyak persoalan dari pernyataan yang dianggap sederhana ini. Karena itu, segenap umat Islam wajib waspada terhadapnya.

Pertama, Pernyataan ini keluar dari orang yang memiliki kedangkalan ilmu pada tingkat yang paling parah.

Jika seorang muslim, maka layak dipertanyakan keislamannya. Jika berstatus kafir, maka jelas pernyataan ini melecehkan agama Islam.

Kedua, dalam fiqh Islam termasuk kewajiban menjalankan ibadah puasa terdapat hukum azzimah (kondisi normal) dan rukhsoh (kondisi tertentu sehingga berlaku keringanan).

Azimah dan Rukhsoh puasa Ramadhan berbeda dengan kewajiban Sholat Jum’at, atau sholat berjamaah di Masjid.

Ketiga, mengaitkan usulan tidak melaksanakan puasa tanpa udzur yang syar’i sehingga dapat menjadi dasar berlakunya Rukhsoh (keringanan) dengan kewajiban membayar fidyah (denda) untuk orang miskin justru memiliki tendensi politik jahat.

Umat Islam yang tetap menjalankan puasa dengan ketentuan azzimah, tanpa Rukhsoh, dan tak membayar fidyah, seolah tak peduli dengan situasi pandemik dan tak berempati pada fakir miskin.

Semestinya, jika persoalannya tentang pandemik virus Corona, tentang memberi makan rakyat, si ahoker penulis buku “A Man Call A Hok” ini semestinya mengusulkan bahkan menekan Presiden agar menetapkan status Karantina Wilayah (Lockdown) dengan kewajiban menjamin kebutuhan hidup dasar orang dan hewan ternak selama masa pandemik.

Atau kalaupun tidak bisa memberi makan rakyat pada saat pandemik, minimal ahoker ini bisa tekan si Ahok komisaris Pertamina. Agar, Pertamina segera turunkan harga bensin. Bukan hanya kasih diskon cash back untuk Ojol.

Dalam situasi pandemik ini, rakyat terutama rakyat miskin akan sangat tertolong dengan harga BBM murah. Apalagi, hampir sebulan yang lalu Presiden Jokowi juga menjanjikan akan menurunkan harga BBM karena turunnya harga minyak mentah dunia.

Kalau mau kritik, kasih masukan, itu ke pemerintah, ke Negara, yang punya kewajiban mengurusi rakyat. Jangan komentari urusan ibadat Umat Islam tanpa punya sandaran ilmu.

Hei, Rudi Valinka Ahoker, elu itu muslim apa kafir sih? (*)

 

Nasrudin Joha, 18 April 2020

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT