BerandaBeritaNasionalMenag sebut Ucapan Natal tak ganggu Aqidah?

Menag sebut Ucapan Natal tak ganggu Aqidah?

Oleh: Nasrudin Joha | https://t.me/NasjoReborn

PALONTARAQ.ID – Fachrul Razi menyebut ucapan selamat merayakan hari Natal kepada umat Kristen dan Katolik tidak akan mengganggu akidah seorang muslim. Fachrul mengatakan ia hendak menekankan pesan itu dalam sambutan perayaan Natal tahun ini.

Menurutnya sah saja jika ada yang meyakini muslim tidak boleh mengucapkan selamat Natal. Namun Fachrul meminta masyarakat Indonesia untuk saling menghargai pendapat.

“Kalau ada orang lain mengatakan selamat merayakan hari natal kepada temannya, ya itu orang punya sikap sendiri juga, dan pasti jelas tidak sedikit pun akan mengganggu akidah orang masing-masing,” kata Fachrul dalam sebuah video yang dirilis Humas Kemenag, Kamis (19/12) malam.

Aneh, Menag ini sudah pernah kepleset urusan cadar dan celana cingkrang sekarang bikin kontroversi lagi.

Dahulu, begitu geram dan menentang cadar dan celana cingkrang. Begitu banyak yang mengkritik, menujukan dalil, Menag dengan gampangnya meminta maaf.

Padahal, urusan celana cingkrang dan cadar telah di gaungkan dengan narasi radikalisme. Menag juga mau mengusir ASN yang masih konsisten dengan nilai-nilai Islam dari lingkungan kemenag.

Menag, tutup mata pada korupsi dilingkungan kemenag tetapi begitu lantang ngurusi radikalisme. Sebuah narasi yang merendahkan akal, menipu dan ambigu.

Kini, Menag tanpa ilmu menyebut ucapan Natal tak mengganggu akidah. Itu dasarnya darimana? Itu dalilnya apa? Tersebut didalam kitab apa? Karangan siapa? Halaman berapa?

Sudah terlalu banyak kajian tentang ucapan Natal, dan bagaimana status hukumnya. Menag tak usah menambah kajian tanpa ilmu. Menjerumuskan namanya.

Kalau jahil itu lebih baik belajar, bukan bicara tanpa dasar. Toleransi dan menghormati juga tidak perlu sampai masuk urusan domestik, urusan ibadah agama lain.

Lah kami Ga mau ucapkan Natal itu biasa saja, sebagaimana kami juga tak mengharapkan ucapan Idul fitri dari agama kainnya. LAKUM DINUKUM WALIYADIN. Selesai.

Perkara dunia, kami terbiasa berinteraksi untuk saling memberi kemaslahatan dalam urusan dunia. Kami biasa bermitra bisnis, akad kerja, jual beli, dan berbagai hubungan kemanusiaan lain, baik sesama muslim maupun dengan non muslim.

Mereka, yang non muslim juga tidak gila ucapan. Mau ucapkan atau tidak, tidak mengurangi kebahagiaan mereka dihari Natal.

Yang suka ngopi ya ngopi, yang es krim ya es krim. Jangan paksa penikmat kopi mencampur kopi dengan es krim. Itu Ga karuan rasanya.

Menag sebaiknya tidak perlu bicara yang bukan kapasitasnya. Yang lalu saja Khutbah banyak yang mengkritik. Kalau mau bicara tentang agama, itu mbok merujuk pada ahlinya.

Ketimbang nanti dikritik Ust Adi Hidayat, Ust Abdul Shomad, Ust Oemar Mita, Ust Hanan Attaki, atau disemprot sama Gus Nur, kan malu? Itu kalau Menag masih punya malu tentunya. [*]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT