BerandaHumanioraMakna Derita

Makna Derita

Oleh: W.I.M Poli

PALONTARAQ.ID – Viktor Frankl (1905-1997) adalah seorang ahli psikologi, korban yang selamat dari keganasan rezim Hitler pada Perang Dunia II.

Sebelum ia dan keluarganya dijebloskan ke kamp tahanan, ia sudah tertarik dan terlibat dalam usaha pencegahan tindakan bunuh diri oleh pasien-pasien yang mengalami tekanan hidup.

Pada tahun 1942 ia bersama istri, saudara, dan ibu-bapaknya ditangkap dan dijebloskan ke kamp konsentrasi Hitler yang mengerikan. Dari semua anggota keluarganya, ia satu-satunya yang selamat dari penyiksaan rezim Hitler.

Pengalamannya dituangkan dalam sebuah buku yang terbit pada Tahun 1946, di bawah judul “Man’s Search for Meaning.” Usaha manusia mencari makna kehidupan.

Ketika Frankl meninggal pada Tahun 1997, bukunya sudah terjual lebih dari 10 juta buah, dan diterjemahkan kedalam 24 bahasa. Apa inti pesannya?

Ketika memasuki kamp tahanan, Frankl membawa serta sejumlah tulisannya di bidang psikologi. Hartanya yang berharga itu disita dan dimusnahkan. Ia harus mengingat kembali apa yang sudah ditulisnya, lalu menuliskannya di potongan kertas apa saja yang dijumpainya.

Itulah sebuah usaha mencari nilai kehidupan, yang menjadi tenaga dalam Frankl untuk bertahan hidup. Ia menyimpulkan bahwa: derita jadi sirna ketika orang menemukan makna dari apa yang dikerjakannya. Kesimpulan ini diperkuat antara lain oleh kasus seorang pasien yang mendatangi klinik Frankl setelah Perang Dunia II. Apa ceritanya?

Sang pasien merasa sangat menderita karena isterinya meninggal. Kepada sang pasien Frankl bertanya: “Apakah yang mungkin terjadi seandainya bukan istri Anda melainkan Anda yang duluan meninggal?” Jawab sang pasien: “Istriku pasti sangat menderita hidupnya.”

Kata Frankl: “Anda berbahagia. Penderitaan Anda membebaskan almarhumah dari penderitaan yang besar.” Sang pasien merasa menemukan makna kehidupannya. Penderitaannya menjadi bermakna.

Renungan: Apapun yang dikerjakan seseorang, maknanya ditemukan di dalam jawaban terhadap pertanyaan: “Mengapa mengerjakannya?” (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT