BerandaIslamAr-Ruwaibidhah

Ar-Ruwaibidhah

Oleh: Muhammad Farid Wajdi

PALONTARAQ.ID – ISLAM adalah agama yang sempurna, ajarannya syamil mutakamil, lengkap dan menyeluruh.  Referensi ajaran Islam, perintah dan larangannya termaktub dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai way of life.  Salah satu anjuran Nabi SAW sebagaimana disebutkan dalam Hadits yang shahih adalah agar umatnya memperhatikan fenomena akhir zaman dan mempersiapkan diri menghadapinya.

Imam Ibnu Majah meriwayatkan di dalam Sunannya:

 

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامَةَ الْجُمَحِيُّ

عَنْ إِسْحَقَ بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ

فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

 

Artinya:

Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata; Yazid bin Harun menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abdul Malik bin Qudamah al-Jumahi menuturkan kepada kami dari Ishaq bin Abil Farrat dari al-Maqburi dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang mengurusi dan turut campur dalam urusan masyarakat luas.”

Sumber:  HR. Ibnu Majah No. 4036. Ahmad No. 7912 dihasankan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad No. 7912. Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan: sanadnya jayyid. Lihat Fathul Bari, 13/84)

Inikah Zaman yang diprediksi Rasulullah SAW itu? Inilah zaman itu, zaman dimana pembohong dibenarkan dan Orang benar didustakan. Zaman dimana para pengkhianat diberikan amanah dan Orang yang amanah justru dikhianati.

Inikah zaman dimana banyak Ar-Ruwaibidhah bermunculan, sebagaimana Nabi SAW sebutkan cirinya sebagai:

الْفُوَيْسِقُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

 

Artinya:  “Orang yang sangat fasik (lagi hina), membicarakan perkara publik (masyarakat umum).”

Dalam hadits ini, Nabi  SAW mengabarkan akan datangnya Tahun-tahun yang disifati beliau dengan (سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ), yaitu Tahun-tahun yang sangat menipu.  Masa itu disifati demikian karena kondisinya benar-benar terbalik, hukum juga jadi terbalik, yang salah dibenarkan, yang benar disalahkan.

Itulah bermunculannya Ruwaibidhah yang ditandai dengan banyaknya penipuan, dan pembesar-pembesar yang menipu. Saat itu, yang benar tampak salah, terhukum dan dihinakan, sebaliknya kebatilan dan kedzaliman tampak sebagai kebenaran, disiarkan dan diberi ruang.

Pada tahun-tahun yang berat itu, Para pendusta dianggap sebagai orang yang jujur, orang yang jujur dianggap pendusta. Para pengkhianat di zaman itu dipercaya, orang-orang yang amanah dianggap pengkhianat.  Keadilan menjadi barang langka. Orang yang melaporkan suatu kejahatan, bukan penjahatnya yang ditangkap dan bukan pula kejahatannya diusut dan dibasmi, tapi malahan yang melaporkan kejahatan itu yang dipenjarakan.

Pada tahun-tahun yang berat itu, Para ulama malah direndahkan fatwanya, dikriminalisasi, dibuatkan bermacam-macam kasus agar umat tidak percaya kepadanya, kepribadian mereka dilecehkan, dan dibuat jauh dari umatnya, pada saat yang sama bermunculan pula Ulama suu’ (buruk) dan menghamba kepada penguasa, yang menjual agama dengan dunia disanjung-sanjung setinggi-tingginya .

Itulah Ar-Ruwaibidhah. Secara bahasa merupakan tashghir (pengecilan) dari Ar Raabidh yang artinya berlutut. Ya, saat itu banyak orang-orang yang rendah (berlutut) tetapi justru banyak bicara seakan menjadi pahlawan padahal mereka merusak tatanan hidup insani dan kehidupan sosial.

Menjelaskan makna Ruwaibidhah, al-Imam al-Baghawi berkata dalam Syarhus Sunnah (1/12), “Ruwaibidhah secara bahasa adalah bentuk tashghir (pengecilan/perendahan) dari kata ar-Rabidhah. Maknanya adalah penggembala kambing. Rabidh sendiri bermakna kambing/domba.”

Perhatikan fenomena yang terjadi di kekinian. Bacalah dengan baik setiap kejadian yang terjadi dan ambillah pelajaran.  Betapa sesuainya keadaan zaman ini dengan hadits Nabi SAW.  Betapa banyak orang jujur lagi mulia yang didustakan. Banyak pula para pendusta yang ucapannya dianggap kebenaran. Sebagaimana sabda Nabi SAW yang mengatakan,

 

يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ

 

“… para pendusta di zaman itu dianggap sebagai orang yang jujur, sementara orang yang jujur dianggap pendusta….”

Kemunculan Ar-Ruwaibidhah hanyalah salah satu dari sekian banyak fenomena akhir zaman. Pada saat setiap orang, khususnya bagi setiap muslim harus memilih: berdiri tegak di atas jalan kebenaran, ataukah mengikuti jalan orang yang fasik dan memusuhi agama Allah. Pilihannya hanya ada dua: berdiri bersama para ulama yang lurus, memperjuangkan kebenaran dan keadilan, memperjuangkan ajaran Islam tegak diatas semua kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, ataukah mengikuti para pecundang, perampok dan perusak kehidupan sosial dan agama.  (*)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT