BerandaIslamMemahami Rezeki (1)

Memahami Rezeki (1)

Oleh: M. Farid Wajdi, S.H.i *)

Related Post: Harta Haram Muamalat Kontemporer

PALONTARAQ.ID – BANYAK  yang salah paham tentang Rezeki, sehingga seringkali menyalahkan orang lain dan bahkan berprasangka buruk terhadap ketetapan Allah SWT.  Yakinlah bahwa Rezeki adalah  Ketetapan yang sudah pasti dari Allah SWT bahkan sebelum kita dilahirkan di dunia ini.

Rezeki pasti akan sampai kepada diri kita, tidak akan terambil oleh orang lain, apalagi tertukar.  Tidak akan meninggal dunia  seseorang sebelum jatah rezekinya ia terima secara sempurna.

Dari Jabir bin Abdillah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

 

ﻻ ﺗﺴﺘﺒﻄﺌﻮﺍ ﺍﻟﺮﺯﻕ , ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻦ ﻳﻤﻮﺕ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺣﺘﻰ ﻳﺒﻠﻐﻪ ﺁﺧﺮ ﺭﺯﻕ ﻫﻮ ﻟﻪ

ﻓﺄﺟﻤﻠﻮﺍ ﻓﻲ ﺍﻟﻄﻠﺐ ; ﺃﺧﺬ ﺍﻟﺤﻼﻝ ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ

Artinya:
“Janganlah kalian putus asa dari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati kecuali telah sampai ke akhir rezeki yang merupakan bagiannya, maka perbaikilah cara mencari rezeki, mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram”.

Kita harus yakin terhadap jaminan  Allah SWT atas jatah rezeki kita di dunia ini, bahwa REZEKI semata-mata hanya atas kehendakNYA, yang membagikan rezeki sesuai kehendakNYA, Ada yang dilebihkan tapi ada pula yang dicukupkan.

Allah SWT berfirman (yang artinya), “Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki” (QS.an-Nahl: 71).

 

… ﻭَﻣَﺎ ٱﻟْﺤَﻴَﻮٰﺓُ ٱﻟﺪُّﻧْﻴَﺎٓ ﺇِﻻَّ ﻣَﺘَٰﻊُ ٱﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ

 

Artinya:
” … Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (Qs. Al-Hadid-57:20)Banyak yang berpikir bahwa Sholat Dhuha dan membaca Dzikir itu pembuka pintu rezeki. Umumnya rezeki itu dipahami sebagai berwujud uang, gaji yg besar, banyak order dan job, urusan kerjaan lancar, punya banyak aset dan tabungan di Bank, fasilitas serba ada: kendaraan dan properti dimana-mana. Intinya: Harta.

Dari Ibnu Mas’ud -radhiyallahu ‘anhu- berkata bahwa Sesungguhnya Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

 

ﺇﻥ ﺃﺣﺪﺍ ﻣﻨﻜﻢ ﻟﻦ ﻳﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺣﺘﻰ ﻳﺴﺘﻜﻤﻞ ﺭﺯﻗﻪ , ﻓﺎﺗﻘﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﺃﺟﻤﻠﻮﺍ ﻓﻲ ﺍﻟﻄﻠﺐ

ﻓﺈﻥ ﺍﺳﺘﺒﻄﺄ ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﺭﺯﻗﻪ ﻓﻼ ﻳﻄﻠﺒﻪ ﺑﻤﻌﺼﻴﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳُﻨﺎﻝ ﻓﻀﻠﻪ ﺑﻤﻌﺼﻴﺔ

Artinya:
“Sesungguhnya tidaklah salah seorang diantara kalian keluar dari kehidupan dunia ini hingga telah sempurna bagian rezekinya, maka bertakwalah kalian wahai sekalian manusia dan perbaikilah cara mencari rezeki, maka jika salah seorang diantara kalian telah putus asa dari rezekinya maka janganlah ia mencarinya dengan kemaksiatan kepada Allah, karena keutamaan dari Allah tidaklah akan didapatkan dengan maksiat”.  HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2/4) dan dishahihkan Al Albani dlm Ash Shahihah (2607 ‏).

HR. Al Hakim dlm Al Mustadrak (2/4), Dari Ibnu Umar -radhiyallahu ‘anhu- berkata bahwa Kami bersama Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- maka beliau melihat beberapa kurma, lalu beliaupun memberikan kurma tersebut kepada seorang pengemis yang mendatangi beliau seraya bersabda:

 

ﻟﻮ ﻟﻢ ﺗﺄﺗﻬﺎ ﻷﺗﺘﻚ

Artinya:
“Seandainya engkau tidak mendatanginya maka ia yang akan mendatangimu”.HR. Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah (1/117), yaitu seandainya pengemis tersebut tidak mendatangi kurma tersebut maka kurma tersebut pasti ia dapatkan karena itu adalah rezeki yang Allah telah tetapkan baginya.

Dari Jabir -radhiyallahu ‘anhu- berkata bahwa Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

 

ﻟﻮ ﺃﻥ ﺍﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻫﺮﺏ ﻣﻦ ﺭﺯﻗﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻬﺮﺏ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻷﺩﺭﻛﻪ ﺭﺯﻗﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﺪﺭﻛﻪ ﺍﻟﻤﻮﺕ

Artinya:
“Seandainya anak cucu Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian maka ia pasti akan mendapatkannya sebagaimana kematian pasti akan menjumpainya”.

HR. Abu Nu’aim dlm Al Hilyah (7/90 ‏), Dari Abu Darda’ -radhiyallahu ‘anhu- berkata bahwa Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

 

ﺇﻥ ﺍﻟﺮﺯﻕ ﻟﻴﻄﻠﺐ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻛﻤﺎ ﻳﻄﻠﺒﻪ ﺃﺟﻠﻪ

Artinya:
“Seandainya anak cucu Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian maka ia pasti akan mendapatkannya sebagaimana kematian pasti akan menjumpainya”.

HR. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (7/90 ‏), Dari Abu Darda’ -radhiyallahu ‘anhu- berkata bahwa Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

 

ﻟﻮ ﺃﻥ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻓﺮّ ﻣﻦ ﺭﺯﻗﻪ ﻷﺩﺭﻛﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﺪﺭﻛﻪ ﺍﻟﻤﻮﺕ

Artinya:
“Seandainya salah seorang diantara kalian lari dari rezekinya maka sungguh rezeki tersebut akan mendapatinya sebagaimana kematian akan mendapatinya”.

Mempersepsikan bahwa rezeki adalah selalu dalam bentuk harta, adalah suatu kesalahan  besar. Sebenarnya langkah kaki yang dimudahkan untuk hadir ke majelis ilmu, itu adalah rezeki.

Langkah kaki yang dimudahkan untuk shalat berjamaah di masjid, adalah rezeki. Hati yang Allah jaga jauh dari iri, dengki, dan kebencian adalah rezeki. Punya banyak teman saleh dan selalu mengingatkan dalam kebaikan, itu juga rezeki.  Saat keadaan sulit penuh keterbatasan, itu juga rezeki.

Nikmati dan syukuri rezeki. (foto: mfaridwm/palontaraq)
Nikmati dan syukuri rezeki. (foto: mfaridwm/palontaraq)

Mungkin jika dalam keadaan sebaliknya, justru membuat kita kufur, sombong, angkuh bahkan lupa diri. Punya orang tua yang sakit-sakitan,ternyata itu adalah rezeki, karena merupakan ladang amal pembuka pintu surga bila kita tulus Ikhlas mengurusnya.
Tubuh yang sehat adalah rezeki. Saat diuji dengan sakit itu juga bentuk lain dari rezeki karena sakit adalah penggugur dosa.

Mungkin jutaan list lainnya adalah bentuk rezeki yang kita tidak sadari. Suami Istri dan anak-anak sehat itu juga rezeki. Anak-anak Anda sekolahnya lancar itu rezeki. Hidup rukun dengan tetangga itu juga rezeki. Bahkan saat kita mendapatkan kiriman kajian tausiah keagamaan yang mengajak kebajikan di sosial media itu juga rezeki karena mendapatkan sharing ilmu.

Justru yang harus kita waspadai adalah ketika hidup berkecukupan, penuh dengan kemudahan dan kebahagiaan, padahal begitu banyak hak Allah yang belum mampu atau tidak kita tunaikan. Waspadalah, bisa jadi itu “Istidraj”.

Tugas kita hanyalah Berikhtiar  secara baik dan halal secukupnya, Berdoa agar diturunkan jatah rezeki kita, dan selanjutnya bertawakkal “serahkan kepada-NYA”. Allah SWT berfirman (yang artinya), “Dan tidak ada satupun Makhluk yang berjalan di muka bumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya. (QS.Huud: 6).

Tujuan  Allah SWT memberikan rezeki adalah untuk “memudahkan” manusia untuk menjalankan tugas hidupnya di dunia,  yaitu Beribadah  kepada-NYA, bukan untuk sombong, bermewah-mewahan atau membanggakan diri. Imam Ibnu Qoyyim menjelaskan sikap hidup yang benar seorang Mukmin.

Lain halnya dengan seorang mukmin, meskipun mendapat dunia (rezeki yang halal) dan kesenangannya, namun ia tidak dipergunakan untuk bersenang-senang semata, dan tidak akan ia pergunakan untuk menghilangkan Kebaikan-kebaikannya selama hidup di dunia. Tetapi dipergunakan untuk menambah bekal di Akherat kelak! (Kitab Miftah Daar as-Sa’adah, Ibnul Qoyyim, hal.40)

Jika seorang Mukmin tahu tujuan hidupnya dan tujuan Allah SWT memberi rezeki, maka ia pasti akan membenci dan tidak akan mau mencari “rezeki yang haram”. Karena resikonya, yang didapatkannya tersebut tidak digunakan untuk Beribadah kepada Allah SWT.

Subhanallah.  Mari perbanyak  bersyukur atas rezeki yang kita terima saat ini. Perbanyaklah berdoa memohon keberkahan rezeki untuk Dunia dan Akherat.  Aminn Ya Rabb.

Wallahu ‘alam. Semoga bermanfaat adanya. (*)

 

(* M. Farid Wajdi, S.H.I., Guru/Pengasuh Ponpes Modern Putri IMMIM Pangkep

Artikel sebelumnya
Artikel selanjutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT