BerandaArtikel'Social Distancing' diganjar Pahala Syahid

‘Social Distancing’ diganjar Pahala Syahid

Oleh: Fuad Hamzah Baraba

PALONTARAQ.ID – Saat ini Pemerintah di semua level kebijakan, dari pusat hingga kabupaten menganjurkan agar setiap warga menjaga jarak interaksi dan tetap tinggal di rumah, bekerja dan beraktifitas dari rumah.

Hal inilah yang disebut sebagai ‘Social Distancing’ menyusul semakin mewabahnya penyebaran Virus Corona (Covid-19) saat ini, dan bahkan telah menjadi pandemi global.

Bagaimana pandangan syariat Islam terhadap orang yang sabar tinggal di rumah ketika terjadi Thaun (Bencana; Penyebaran Wabah Penyakit)?

Berikut ini kutipan riwayat hadits yang menyebutkan bahwa orang yang menjalani ‘Social Distancing’ sebagaimana dimaksud adalah berpahala Syahid.

 

من جلس في بيته في وقت وقوع الطاعون فله أجر الشهيد وإن لم يمت

 

Artinya:

Barangsiapa yang tinggal di rumahnya ketika terjadi wabah, maka dia mendapatkan pahala syahid walaupun tidak meninggal dunia.

Pendapat ini merujuk kepada Hadits Bukhari yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha.

 

عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا-، أَنَّهَا قَالَتْ : سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الطَّاعُونِ،

فَأَخْبَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ،

فَجَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، فَلَيْسَ مِنْ رَجُلٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُثُ فِي بَيْتِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا

يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ، إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ

 

Artinya:

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya dia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang wabah (tha’un), maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepadaku:

“Bahwasannya wabah (tha’un) itu adalah adzab yang Allah kirim kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah jadikan sebagai rahmat bagi orang-orang beriman.”

“Tidaklah seseorang yang ketika terjadi wabah (tha’un) dia tinggal di rumahnya, bersabar dan berharap pahala (di sisi Allah) dia yakin bahwasanya tidak akan menimpanya kecuali apa yang ditetapkan Allah untuknya, maka dia akan mendapatkan seperti pahala syahid”.

 

إسناده صحيح على شرط البخاري • أخرجه البخاري (٣٤٧٤)، والنسائي في

«السنن الكبرى» (٧٥٢٧)، وأحمد (٢٦١٣٩) واللفظ له

 

Artinya:

Sanadnya shahih sesuai dengan syarat Al-Bukhari. Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (3474), An-Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra (7527), Ahmad (26139) dan lafadz ini adalah lafadz Riwayat Ahmad.

قال ابن حجر رحمه الله : “اقتضى منطوقه أن من اتصف بالصفات المذكورة يحصل له أجر الشهيد وإن لم يمت
[فتح الباري (194/10)]

Artinya:

Ibnu Hajar rahimahullah berkata: konsekuensi manthuq (makna eksplisit) hadits ini adalah, orang yang memiliki sifat yang disebut pada hadits tersebut akan mendapatkan pahala syahid walaupun tidak meninggal dunia. (Fathul Bari: 10:194).

Wallahu ‘alam bish-shawab. (*)

 

Dialihbahasakan oleh: Fuad Hamzah Baraba

Artikel sebelumnya
Artikel selanjutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT