BerandaMediaMenag sebaiknya urusi Kemenag, Tak usah Baper pecat PRT Pro Khilafah

Menag sebaiknya urusi Kemenag, Tak usah Baper pecat PRT Pro Khilafah

Menag Fachrul Razi. (foto: ist/palontaraq)
Menag Fachrul Razi. (foto: detiknews/*)

Oleh: Nasrudin Joha

Tulisan sebelumnya: Berteriaklah! Sesungguhnya Rezim dzalim ini Pengecut!

PALONTARAQ.ID – Tidak ada kapoknya menteri satu ini jualan Narasi Anti Islam. Setelah kepentok, diprotes banyak orang soal larangan cadar dan celana cingkrang, sekarang Menag cerita pecat Pembantu Rumah Tangga (PRT) dengan penuh bangga.

Lucunya, pembantu ini dipecat bukan karena tidak becus urusan pekerjaan, bukan ketahuan maling harta majikan, bukan karena kedapatan berzina di rumah majikan, bukan karena kepergok konsumsi narkoba, tapi cuma karena pro khilafah.

Lah, kalau alasannya pro khilafah apa Menag mau pecat Abu Bakar ash-Siddieq sebagai sahabat Nabi SAW karena menjadi Khalifah di negara khilafah Kaum Muslimin? Mau pecat Umar bin Khattab RA sebagai sahabat Nabi SAW karena menjadi Khalifah di Negara Khilafah Kaum Muslimin? Mau pecat Usman bin Affan? Ali bin Abu Thalib karomallhu wajhah? Karena keduanya juga menjadi Khalifah di negara khilafah Kaum Muslimin?

Apakah Imam Hanafi akan dipecat statusnya sebagai ulama karena menyatakan mewajibkan khilafah bukan sekedar pro khilafah. Apakah Imam Malik akan dipecat statusnya sebagai ulama karena menyatakan mewajibkan khilafah bukan sekedar pro khilafah?

Apakah pula Imam Syafi’i akan dipecat statusnya sebagai ulama karena menyatakan mewajibkan khilafah bukan sekedar pro khilafah? Apakah Imam Ahmad bin Hambal akan dipecat statusnya sebagai ulama karena menyatakan mewajibkan khilafah bukan sekedar pro khilafah?

Menag itu sebenarnya ngaji dimana sih? Apakah saat ngaji dulu Menag tidak diajarkan bab siyasah dan imamah? Apakah Menag terpapar aliran Sekulerisme radikal sehingga begitu anti Syariah Islam? Anti khilafah?

Seharusnya Menag tak perlu sibuk menebar cerita pecat memecat asisten rumah tangga karena pro khilafah. Menag lebih baik berfokus belajar menjadi khatib Khutbah yang benar, belajar syarat rukun agar ibadah sholat Jumat menjadi sempurna.

Untung saja bukan saya majikan Menag, kalau saya atasan Menag sudah saya pecat dia karena tak memiliki kafaah untuk memimpin ibadah sholat Jumat.

Menteri yang seharusnya bicara bagaimana memberantas korupsi dilingkungan kemenag, memperlancar layanan birokrasi, memaksimalkan Quota haji dari Saudi, eh malah ngerumpi bicara pecat pembantu rumah tangga. Kayak kurang kerjaan saja.

Setelah gagal akan memecat ASN karena pake cadar, celana cingkrang, gagal mau interogasi UAS agar ceramah yang bener, gagal menakut-nakuti ustadz dengan ayat dan hadits sensitif, ternyata Menag melampiaskan kekesalannya dengan memecat pembantunya.

Pak Menag, Kalo pembantu mah tak usah pro khilafah, tanpa alasan saja Anda bisa pecat. Bukan prestasi yang wah kalau cuma bisa pecat pembantu.

Coba berani tidak pecat pejabat yang kedapatan akses video porno? Pecat pejabat yang ketahuan menjadi pelanggan Alexis? Pecat pejabat yang terpapar korupsi? Pecat pejabat yang suka jual beli jabatan? Jangan cuma berani sama pembantu rumah tangga.

Lagipula keliru besar jika urusan ngerumpi pecat pembantu dianggap mampu menakut-nakuti umat ini dari khilafah. Umat ini justru rindu khilafah, bosan dengan Jokowi yang menyebabkan 20 juta jiwa penduduk indonesia ini masih kena problem kelaparan.

Umat ini lebih percaya ceritanya Nabi ketimbang Pak menteri. Menurut Nabi, kelak akan datang khilafah ala minhajin Nubuwah. Khilafah yang akan membagikan harta yang banyak. Khilafah yang akan menaklukan Roma.

Khilafah yang akan menyampaikan Risalah Islam ke setiap pintu-pintu rumah dari seluruh penduduk bumi. Bukan cerita ngelantur Pak Menag soal pecat pembantu rumah tangga hanya karena pro khilafah.

Pak Menag, negeri ini butuh solusi bukan gosip murahan. Memangnya, dengan memecat pembantu rumah tangga Anda, urusan haji menjadi lancar? Tidak butuh antrian puluhan hingga belasan tahun?

Urusan jual beli jabatan di lingkungan kemenag jadi hilang? Ayo Pak Menag, jawab. Jangan hanya bisa bicara usir dan pecat saja. [*]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT