BerandaIslamInilah Beberapa Tempat yang Biasa Dihuni Jin/Syaitan

Inilah Beberapa Tempat yang Biasa Dihuni Jin/Syaitan

Oleh: Berik Said

PALONTARAQ.ID – Inilah Beberapa Tempat yang Biasa Dihuni Jin dan Syaitan berdasarkan Dalill-dalil yang Shohih.

Pertama, LAUT

إِنَّ إِبْلِيْسَ إنَّ عَرْشَ إبْلِيسَ علَى البَحْرِ، فَيَبْعَثُ سَراياهُ فَيَفْتِنُونَ النَّاسَ، فأعْظَمُهُمْ عِنْدَهُ أعْظَمُهُمْ فِتْنَةً

Artinya:

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas Laut, kemudian ia mengutus bala tentaranya.” (HR. Muslim 2813)

Kedua, PASAR

أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا ، وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا

Artinya:

Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah Pasar. (HR. Muslim: 671).

Sahabat Nabi SAW, Salman al-Farisi rodhialloohu ‘anhu mengatakan:

 

لَا تَكُونَنَّ إِنْ اسْتَطَعْتَ أَوَّلَ مَنْ يَدْخُلُ السُّوقَ ، وَلَا آخِرَ مَنْ يَخْرُجُ مِنْهَا

فَإِنَّهَا مَعْرَكَةُ الشَّيْطَانِ ، وَبِهَا يَنْصِبُ رَايَتَهُ

 

Artinya:

Jika kamu bisa, janganlah menjadi orang yang pertama masuk pasar, dan yang terakhir keluar pasar. Karena Pasar adalah Tempat Berkumpulnya Syaitan, dan di sana mereka menancapkan benderanya. (HR. Muslim: 2451)

Mengapa dikatakan Pasar adalah Tempat berkumpulnya Syaitan? Imam Nawawi rohimahulloh menjelaskan:

لِأَنَّهَا مَحَلُّ الْغِشِّ وَالْخِدَاعِ وَالرِّبَا وَالْأَيْمَانِ الْكَاذِبَةِ وَإِخْلَافِ الْوَعْدِ وَالْإِعْرَاضِ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ

وَغَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا فِي مَعْنَاهُ

 

Artinya:

Karena pasar, umumnya dalah tempatnya orang curang, menipu, transaksi riba, sumpah palsu, menyalahi janji, tidak ingat Allah, dan aktivitas lainnya yang semakna. (Syarh Shahih Muslim, Jilid V:171).

Tiga, Tempat Buang Hajat/WC

إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوشَ مُحْتَضَرَة ٌ، فَإِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ الْخَلَاءَ فَلْيَقُلْ : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

 

Artinya:

“Sesungguhnya Tempat Buang Hajat/WC itu didatangi Syaitan. Jika kalian masuk WC, maka ucapkanlah: A’uuzu billahi minal khubutsi wal khabaits (aku berlindung kepada Allah dari setan laki dan perempuan)”. (HR. Abu Daud: 6, dinyatakan shohih oleh al Albani rohimahulloh dalam Silsilah Ash-Shohihah, 1070).

Kata Ibnu Taimiyyah rohimahulloh terkait tempat buang hajat/WC:

 

ولا يطيل المقام لغير حاجة ؛ لان المقام فيه لغير حاجة مكروه ؛ لأنه مُحْتَضر الشياطين وموضع إبداء العورة

 

Artinya:

“Jangan berlama-lama di tempat itu tanpa keperluan. Karena berdiam lama di tempat itu adalah dibenci. Karena itu (WC) adalah Tempat keberadaan Syaitan dan tempat disingkapnya aurat.” (Syarhul Umdah, I:60)

Empat, Kamar Mandi. Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda:

 

اَلْأَرْضُ كُلُّهَامَسْجِدٌ إِلَّا اَلْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ

 

Artinya:

“Bumi itu seluruhnya adalah masjid (tempat shalat), kecuali Kuburan dan Kamar Mandi.”
(HR. Ibnu Majah, 612; Kata al Albani rohimahulloh dalam Takhrij al Misykaat (703): ‘Shohih’.

Kelima, Makam/Kuburan

Pertama disebut pada hadits yang ana baru sebut di atas, di mana ada dua tempat yang tk boleh digunakan untuk sholat yakni Kuburan dan Kamar Mandi. Ini karena kedua tempat tersebut termasuk temoat yang biasa dihuni setan.

Kedua adalah hadits berikut:

لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

Artinya:

Janganlah jadikan rumah kalian seperti KUBURAN, karena SETAN itu lari dari rumah yang didalamnya dibacakan surat Al Baqarah.” (HR. Muslim: 1860)

Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam menyebut Rumah yang Tidak Dibacakan Ayat Al-Qur’an, khususnya Qs. Al-Baqaoroh, maka itu ibarat Kuburan yang Syatan biasa berdiam disana.

Keenam, Rumah Kosong yang Jarang Dihuni/Permukiman tak Berpenghuni. Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda:

لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

 

Artinya:

Janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan karena setan itu lari dari rumah yang didalamnya dibacakan surat Al Baqarah.” (HR. Muslim: 1860)

Hadits di atas mengibaratkan rumah yang sepi dari membaca Al Qur’an seperti kuburan. KUBURAN itu termasuk TEMPAT YANG JARANG DIDATANGI MANUSIA. Maka itu juga jadi tempat ‘mangkal’nya setan. Demikian pula rumah kosong yang jarang dihuni manusia keadaannya seperti itu.

Sementara itu dalam hadits lainnya disebutkan perkataan Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam kepada seorang pelayannya, yakni Tsauban rodhialloohu ‘anhu :

يا ثوبانُ ، لا تسكُنِ الكُفورَ ؛ فإنَّ ساكنَ الكفورِ كساكنِ القبورِ

Artinya:

”Janganlah kamu tinggal di tempat yang JAUH DARI PEMUKIMAN, karena tinggal di tempat yang jauh dari pemukiman itu SEPERTI TINGGAL DI KUBURAN. (HR. Bukhori dalam dalam Adabul Mufrod, 579, dan dihasankan al Albani rohimahulloh dalam Shohih Adabul Mufrod, 451].

Ketujuh, Gurun, Goa, dan Daerah Kosong yang Jarang Dihuni Manusia. Sebagaimana haditsnya telah disebutkan di atas, yakni:

يا ثوبانُ ، لا تسكُنِ الكُفورَ …

Artinya:

”Janganlah kamu tinggal di tempat yang Jauh dari Permukiman..”. Syaikh Wahid Abdussalam Bali menyatakan:

 

الجن يفضلون الأماكين الخالية من الإنس كالصحروات ومنهم من يسكن المزابيل

والقمامات ومنهم من يسكن مع الإنس

Artinya:

“Jin itu lebih suka memilih untuk tinggal di lokasi-lokasi yang sepi dari manusia seperti gurun-gurun. Dan diantara mereka ada yang suka tinggal di tempat-tempat sampah, lokasi kotor dan diantara mereka ada yang memilih tinggal bersama manusia.” (Wiqoyatul Insan, hlm. 25)

Kedelapan, Rumah yang Didalamnya ada Anjing atau Gambar Makhluk Hidup. Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda:

إنَّ الملائكةَ لا تدخلُ بيتًا فيهِ كلبٌ ولا صورةٌ

 

Artinya:

”Sesungguhnya malaikat (rahmat) tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat Anjing dan Gambar/Foto.” (HR. Bukhori, 3226 dan HR. Muslim, 2106)

Jika malaikat rahmat tak mau masuk ke rumah yang kita huni, maka setanlah yang berkesempatan masuk ke rumah-rumah kita, wa na’udzu billaahi min dzaalik. Lepas permasalahan foto, saran ana jangan pernah pasang/gantungkan foto makhluk hidup apapun di rumah kita, terlebih yang foto yang dianggap ‘wali, ‘syaikh’, dan sebagainya yang dapat menggiring pada kesyirikan !

Kesembilan, Rumah yang Didalamnya ada Patung (Termasuk Asbah Berbentuk Patung/Makhluk Hidup). Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda:

 

لاَ تَدْخُلُ الْمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ

 

Artinya:

“Para malaikat (rahmat), tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim no. 5511)

Jika malaikat rahmat tak masuk, berarti setan yang akan menghuninya.

Kesepuluh, Rumah yang Didalamnya ada Loncengnya. Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda:

لَا تَصْحَبُ الْمَلَائِكَةُ رُفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ وَلَا جَرَسٌ

 

Artinya:

“Para malaikat tidak akan menemani seseorang yang di dalamnya ada Anjing dan Lonceng” (HR. Muslim, 2113).

Beliau juga bersabda:

الْجَرَسُ مَزَامِيرُ الشَّيْطَانِ

Artinya:

“Lonceng itu Seruling Syaitan” (HR. Muslim, 2114)

Kesebelas, Lubang Tanah. Abdullah bin Sirjis rodhialloohu ‘anhu mengatakan:

أنَّ النَّبيَّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وعلَى آلِه وسلَّمَ : نهَى أن يُبالَ في الجُحرِ

قالَ قالوا لقتادةَ ما يُكرَهُ منَ البَولِ في الجُحرِ قالَ كانَ يُقالُ إنَّها مَساكنُ الجنِّ

 

Artinya:

“Janganlah salah seorang diantara kalian Kencing di Lubang Tanah.” Mereka bertanya kepada Qataadah rohimahulloh “Apa yang menyebabkan dibencinya kencing di lubang?”. Qataadah menjawab, “Dikatakan bahwa Lubang Tanah adalah Tempat Tinggal Jin”. (HR. Ahmad, 20775. Kata Syaikh Muqbil rohimahulloh dalam as Shohihul Musnad, 571: ‘Shohih’)

Keduabelas, Kandang Unta. Nabi shollallohu ‘alayhi wa sallam bersada:

لَا تُصَلُّوا فِي مَبَارِكِ الْإِبِلِ، فَإِنَّهَا مِنَ الشَّيَاطِينِ …

 

Artinya:

“Janganlah kalian shalat di KANDANG-KANDANG UNTA, karena DI SANA TERDAPAT SETAN…” (HR. Abu Dawud, 184; Turmudzi, 81; Ahmad, 18.725. Kata Syaikh Muqbil rohimahulloh dalam as Shohihul Musnad [151] ‘Shohih’.)

Ketigabelas, Tempat ditengah antara Teduh dan Panas. Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ فِي الشَّمْسِ فَقَلَصَ عَنْهُ الظِّلُّ، فَصَارَ بَعْضُهُ فِي الشَّمْسِ وَبَعْضُهُ فِي الظِّلِّ فَلْيَقُمْ

 

Artinya:

“Jika kalian berada di tempat yang panas, lalu tiba-tiba bayangan bangunan menutupi kita sebagian sehingga terkena teduh, maka hendaknya dia pindah” (HR. Abu Daud, dan dishohihkan al Albani rohimahulloh dalam Shohih Abu Dawud, 4823)

Salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

 

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نَهَى أَنْ يُجْلَسَ بَيْنَ الضِّحِّ وَ الظِّلِّ وَ قَالَ مَجْلِسُ الشَّيْطَانِ

 

Artinya:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Melarang duduk diantara Tempat yang Terkena Panas dan Tempat yang terkena naungannya (Teduh). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Itu adalah tempat duduknya Syaitan” (HR. Ahmad, 15421) dan dishohihan Syu’aib al Arnauth rohimahulloh)

Yang utama pindah ke tempat yang mana? Bagi mereka yang duduk di tempat yang terkena teduh dan panas, atau mereka yang duduk di tempat yang semua kena panas, agar dia berpindah ke tempat yang semuanya Teduh.

 

عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ

 

Qais bin Abi Hazim menceritakan dari ayahnya (Abi Hazim rodhialloohu ‘anhu) bercerita:

 

رَآنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ أَنَا قَاعِدٌ فِي الشَّمْسِ، فَقَالَ: تَحَوَّلْ إِلَى الظِّلِّ

Artinya:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat aku duduk di bawah terik matahari, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘PINDAHLAH KE TEMPAT YANG TEDUH!” (HR. al-Hakim Jilid IV:271, dan dinilai shohih oleh al-Albani rohimahulloh falam dalam Silsilah Shohihah, 833)

Keempatbelas, Tempat Kesyirikan, seperti Rumah Dukun, dan lain sebagainya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَىٰ مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ (221) تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ (222)

Artinya:

Apakah akan Aku beritakan kepada kalian, KEPADA SIAPA SETAN-SETAN ITU TURUN ? Mereka turun kepada TIAP-TIAP PENDUSTA LAGI BANYAK BERBUAT DOSA

 

يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ (223)

Artinya:

Mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta. Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. (QS as Syu’ara:221-223)

Kata Ibnu Katsir rohimahulloh:

فَهَذَا هُوَ الَّذِي تَنَزَّلُ عَلَيْهِ الشَّيَاطِينُ كَالْكُهَّانِ وَمَا جَرَى مَجْرَاهُمْ مِنَ الْكَذَبَةِ الْفَسَقَةِ،

فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ أَيْضًا كَذَبَةٌ فَسَقَةٌ

 

Artinya:

(yaitu) Para Dukun dan yang Semisal dengan Mereka, tukang dusta lagi pendurhaka. Mereka sealiran dengan setan, karena setan juga tukang dusta lagi pendurhaka.
*Tafsir Ibnu Katsir [VI:172]

Kelimabelas, Rumah yang ada Terdapat Tanda Salib. Aisyah rodhialloohu ‘anhaa memberitakan:

أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – لَمْ يَكُنْ يَتْرُكُ فِى بَيْتِهِ شَيْئًا فِيهِ تَصَالِيبُ إِلاَّ نَقَضَهُ

 

Artinya:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah meninggalkan Salib di rumahnya melainkan beliau menghapusnya.” (HR. Bukhari, 5952).

 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ

 

Sumber: WA Group, Followers of Sunnah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT