PALONTARAQ.ID – Berikut ini Muraja’ah Qs. Thaha (20) dari ayat 124 sampai ayat 130. Semoga dapat dihafalkan.
وَمَنۡ اَعۡرَضَ عَنۡ ذِكۡرِىۡ فَاِنَّ لَـهٗ مَعِيۡشَةً ضَنۡكًا وَّنَحۡشُرُهٗ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ اَعۡمٰى
Wa man a’rada ‘an Zikrii fa inna lahuu ma’iishatan dankanw wa nahshuruhuu Yawmal Qiyaamati a’maa
Artinya:
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (Qs. Thaha (20): 124)
قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرۡتَنِىۡۤ اَعۡمٰى وَقَدۡ كُنۡتُ بَصِيۡرًا
Qoola Rabbi lima hashar tanii a’maa wa qad kuntu basiiraa
Artinya:
Dia berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?” (Qs. Thaha (20): 125)
قَالَ كَذٰلِكَ اَتَـتۡكَ اٰيٰتُنَا فَنَسِيۡتَهَاۚ وَكَذٰلِكَ الۡيَوۡمَ تُنۡسٰى
Qoola kazaalika atatka Aayaatunaa fanasiitahaa wa kazaalikal Yawma tunsaa
Artinya:
Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya, jadi begitu (pula) pada hari ini kamu diabaikan.” (Qs. Thaha (20): 126)
وَكَذٰلِكَ نَجۡزِىۡ مَنۡ اَسۡرَفَ وَلَمۡ يُؤۡمِنۡۢ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖؕ وَلَعَذَابُ الۡاٰخِرَةِ اَشَدُّ وَاَبۡقٰى
Wa kazaalika najzii man asrafa wa lam yu’mim bi Aayaati Rabbih; wa la’azaabul Aakhirati ashaddu wa abqoo
Artinya:
Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Sungguh, azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (Qs. Thaha (20): 127)
اَفَلَمۡ يَهۡدِ لَهُمۡ كَمۡ اَهۡلَكۡنَا قَبۡلَهُمۡ مِّنَ الۡقُرُوۡنِ يَمۡشُوۡنَ فِىۡ مَسٰكِنِهِمۡؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى النُّهٰى
Afalam yahdi lahum kam ahlaknaa qablahum minal quruuni yamshuuna fii masaakinihim; inna fii zaalika la Aayaatil li ulinnuhaa
Artinya:
Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (orang-orang musyrik) berapa banyak (generasi) sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal mereka melewati (bekas-bekas) tempat tinggal mereka (umat-umat itu)? Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal. (Qs. Thaha (20): 128)
وَلَوۡلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتۡ مِنۡ رَّبِّكَ لَــكَانَ لِزَامًا وَّاَجَلٌ مُّسَمًّىؕ
Wa law laa Kalimatun sabaqat mir Rabbika lakaana lizaamanw wa ajalum musammaa
Artinya:
Dan kalau tidak ada suatu ketetapan terdahulu dari Tuhanmu serta tidak ada batas yang telah ditentukan (ajal), pasti (siksaan itu) menimpa mereka. (Qs. Thaha (20): 129)
فَاصۡبِرۡ عَلٰى مَا يَقُوۡلُوۡنَ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ قَبۡلَ طُلُوۡعِ الشَّمۡسِ وَقَبۡلَ غُرُوۡبِهَا ۚ وَمِنۡ اٰنَآىٴِ الَّيۡلِ
فَسَبِّحۡ وَاَطۡرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرۡضٰى
Fasbir ‘alaa maa yaquuluuna wa sabbih bihamdi Rabbika qabla tuluu’ish shamsi wa qabla ghuruubihaa wa min aanaaa’il laili fasbbih wa atraafan nahaari la ‘allaka tardaa
Artinya:
Maka sabarlah engkau (Muhammad) atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum matahari terbit, dan sebelum terbenam; dan bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari, agar engkau merasa tenang. (Qs. Thaha (20): 130)