BerandaHighlightSiapakah yang Pantas Disebut "Faqih"?

Siapakah yang Pantas Disebut “Faqih”?

Oleh: Abu Syareefah Al-Jawi

PALONTARAQ.ID – Siapakah sebenarnya yang pantas disebut “Faqih”? Al-Imām Abū Hāmid Al-Ghazāliyy berkata : Seorang faqih adalah ia yang mampu berbicara pada permasalahan ‘nazilah’ sebagaimana ia berbicara pada permasalahan yang tertulis dalam bab thaharah

Beliau juga berkata : “Apabila seorang faqih tidak mampu berbicara pada permasalahan yang belum pernah ia dengar, sebagaimana ia berbicara pada masalah yang ia dengar.. maka ia belum dikatakan faqih”

Al-Imām Tājuddin As-Subkiy mengatakan : “Apabila seseorang tidak mengerti khilaf dan dari mana pendapat-pendapat tersebut diambil, maka ia tidak akan menjadi faqih sampai unta masuk ke lubang jarum” (yakni mustahil ia menjadi faqih)”

Catatan:

  • Permasalahan nazilah adalah permasalahan baru yang belum pernah ada sebelumnya, dan tidak dijumpai nash ataupun perkataan fuqohā’ terkaitnya. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang disebut faqih apabila ia mampu berijtihad menjelaskan hukum suatu permasalahan nazilah dari dalil-dalil syariat dengan perangkat ijtihad yang ia miliki.
  • Faqih yang dimaksud oleh imam Al-Ghazāliyy disini adalah menurut istilah Ushuliyyun, sebagaimana disebutkan tentang pengertian fikih dalam nadham al-Waraqāt  : والفقه علم كل حكم شرعي .. جاء اجتهادا دون حكم قطعيFikih adalah ilmu tentang hukum-hukum syari yang diperoleh dengan ijtihad, bukan pada hukum-hukum yang qoth’iyy” Dari satu bait ini bisa kita ambil kesimpulan :
  • Seorang yang masih taklid dengan pendapat ulama lain, maka belum dikatakan faqih, karena pengetahuannya tidak dibangun di atas ijtihad.
  • Pengetahuan seseorang terkait hal-hal yang sifatnya qothi, seperti wajibnya shalat, haramnya zina, dll.. tidak disebut fikih. Al-Imam At-Takrītiyy dalam Syarah Jam’ul Jawami’ (hal.105) berkata : ” Adapun istilah faqih, maka para ahli usul tidaklah menyebutkan kalimat tsb secara mutlak, kecuali bermakna “mujtahid“, setiap faqih menurut mereka adalah mujtahid, dan setiap mujtahid adalah faqih, sedangkan pemutlakan kalimat faqih untuk orang yang mempelajari permasalah furu’-furu’ fikih, maka ini adalah istilah ulama belakangan“. 

Wallahu ‘alam bish-shawab. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT