BerandaHukumPesan Politik Jokowi ke Natuna: Rezim Jokowi memang Antek China!

Pesan Politik Jokowi ke Natuna: Rezim Jokowi memang Antek China!

Jokowi ke Natuna. (sumber foto: kompas.com)
Jokowi ke Natuna. (sumber foto: kompas.com)

Oleh: Nasrudin Joha

Related Post:  Panglima TNI, Natuna, dan Patroli Pak Luhut

PALONTARAQ.ID – Awalnya publik mengira, Jokowi akan berpidato berapi-api diatas kapal perang milik TNI, mengambil pose perairan Natuna, dan menyatakan Indonesia memiliki kedaulatan penuh dan hak untuk melakukan serangkaian tindakan yang tak terbatas untuk melindungi dan menjaga kawasan perbatasan.

Publik juga berharap, dengan mimik muka marah, Jokowi berpidato keras karena selama ini menahan diri dan diam terhadap China. Saatnya, Indonesia melawan !

Ya, paling tidak keinginan publik terhadap Jokowi meskipun akting, Jokowi bisa berdiri berpidato berapi-api, seperti saat kampanye Pilpres, atau seperti saat dulu pose di kapal perang TNI.

Jokowi berteriak, tidak akan menyerahkan sejengkal-pun kedaulatan negara pada China. Lebih seru, jika Jokowi ikut gaya Prabowo. Menggebrak podium, dan berulangkali menyatakan indonesya bukan antek China.

China tak bisa seenaknya merampok kekayaan laut di perairan Natuna. Ternyata ceritanya tidak begitu. Jokowi memang mendatangi Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, yang kini sedang hangat jadi perbincangan karena diklaim oleh China.

Di sana Jokowi cuma menemui nelayan dan melihat laut Natuna dari KRI Usman Harun. Jokowi sempat menaiki KRI Usman Harun yang tengah bersandar di dermaga. Namun bukannya mengecam China, Jokowi justru membela China.

Jokowi menegaskan tidak ada pelanggaran teritorial, Kapal asing tersebut berada di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia, bukan laut teritorial Indonesia.

Di zona tersebut kapal internasional dapat melintas dengan bebas, dan Indonesia memiliki hak atas kekayaan alam di dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya. Jokowi ingin menutupi permasalahan Natuna yang sesungguhnya.

Begini ya tentang hukum laut aturannya :

#Pertama,

Memang benar berdasarkan deklarasi Juanda batas wilayah laut teritorial Indonesia adalah sejauh 12 mil diukur dari sisi pantai.

Deklarasi Juanda ini memperluas jangkauan batas teritorial laut yang diatur oleh Ordonansi Hindia Belanda 1939, yang hanya sejauh 3 mil dari garis pantai.

Di wilayah teritori laut ini, Indonesia memiliki kedaulatan penuh. Kapal asing tak boleh melintasi wilayah ini, baik untuk mencari ikan maupun sekedar melintasi untuk melakukan perjalanan.

#Kedua,

Selain batas wilayah teritori itu Indonesia juga ikut meratifikasi United Nations Covenant Law Of The Sea (UNCLOS). Dimana, didalamnya diatur konvensi batas laut yang masuk wilayah Zona Ekonomi Eksklusif yang batasnya 200 mil dari pinggir pantai terjauh.

Di wilayah ZEE ini, pada kasus perairan Natuna, tak boleh ada kapal asing yang mencari ikan di wilayah ZEE Indonesia. Apalagi, ada kapal yang merepresentasikan kedaulatan asing, kapal resmi milik negara asing yang masuk wilayah ini.

Di wilayah ZEE ini kapal asing hanya diperkenankan sekedar melintas untuk tujuan perjalanan, itupun harus dalam pengawasan dan pantauan negara pemilik wilayah ZEE.

#Ketiga,

Kapal-kapal China yang masuk wilayah ZEE Indonesia di perairan Natuna bukan hanya mau melintas. Tetapi mencuri ikan. Sekali lagi, *Kapal-kapal China itu MENCURI IKAN !*

Terhadap hal ini kemenlu sudah mengajukan protes, China tidak mengelak telah memasuki wilayah ZEE Indonesia. Hanya saja China berdalih pada argument ‘Relevant Waters” dan “Nine Dash Line” yang kedua argument itu tidak diakui UNCLOS.

Dan hal ini termasuk pelanggaran kerusakan terhadap eksistensi NKRI.

#Keempat,

Selain mencuri ikan kapal Coast Guard China juga memasuki ZEE Indonesia. Kapal patroli China ini tidak boleh memasuki wilayah ZEE Indonesia yang menjadi wewenang kapal patroli Indonesia (Bakamla).

Tindakan kapal patroli China ini bukti nyata China melanggar kedaulatan wilayah laut Indonesia.

#Kelima,

China jelas mensponsori pencurian ikan di wilayah ZEE Indonesia. Sebab, yang mencuri bukan hanya Kapal-kapal ikan China, tetapi pencurian itu dilakukan dalam pantauan dan penjagaan kapal Coast Guard China.

Kurang jelas apa lagi Pak Jokowi? Mau menyederhanakan masalah pada diskursus yang tidak relevan? Memang, Kapal China tidak memasuki wilayah teritori laut Indonesia.

Tetapi persoalannya bukan itu. Persoalannya China mencuri ikan di wilayah ZEE Indonesya. Bukan itu saja, Pemerintah China juga mensponsori pencurian ikan itu dengan melakukan pengawalan melalui pengiriman kapal Coast Guard. Paham ?

Sikap Jokowi dan pernyataannya di Natuna ini semakin menegaskan bahwa rezim ini memang antek China. Rezim ini telah ditipu, dirampok, ikannya dicuri, tetapi Indonesia diminta mengimpor ikan beku dari China lagi. Luar biasa antek ! [].
————————————————————————–

Teman-teman… Selain tulisan di atas,  dengan penulis Nasrudin Joha

Juga ada info pas Jokowi ke Natuna kemarin, Kapal China Tiba-tiba Hilang??

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT