BerandaBeritaTrump Malu-malu Menyebut Negaranya "Teroris"

Trump Malu-malu Menyebut Negaranya “Teroris”

Donald Trump. (foto: ist/palontaraq)
Donald Trump. (foto: ist/palontaraq)

Laporan: Etta Adil

PALONTARAQ.ID – Dalam waktu 24 jam saja, terjadi 2 penembakan massal di AS. Pertama di El Paso, Texas pada 3 Agustus Pukul 10.39 waktu setempat. Dan yang kedua, di Dayton, Ohio pada 4 Agustus dini hari, Pukul 01.05 waktu setempat. Jika digabungkan, korbannya mencapai 29 jiwa .

Pelaku penembakan pertama, Patrick Wood Crusius [21 tahun] yakni di El Paso, negara bagian Texas, merupakan seorang kelompok supremasi kulit putih yang anti-imigran dan benci pada etnik Latin.

Dalam manifesto yang dia buat sebelum melakukan aksi penembakan di pusat perbelanjaan, dia menuliskan penentangannya terhadap apa yang ia sebut sebagai “invasi orang Latin [Hispanik] di Texas”.

Penembakan ini menewaskan 22 orang dan membuat 24 lainnya terluka. Penembakan ini menjadi penembakan paling mematikan ketujuh dalam sejarah AS modern dan penembakan paling mematikan di AS di Tahun 2019.

Oleh media dia disebut sebagai “lone gunman”. Hasil investigasi oleh FBI menyebutnya sebagai “terorisme domestik”. Namun oleh Presiden AS, Donald Trump, aksi itu disebut sebagai “barbaric slaughter” atau pembantaian yang barbar.

Nampaknya Amerika Serikat masih tetap mempertahankan standar gandanya. Hanya menyebut “Teroris” jika pelakunya adalah Orang Islam, atau dikondisikan bahwa suatu kejahatan itu dilakukan oleh ‘Orang Islam’.

Sejak awal Tahun 2019 ini, sudah terjadi 251 penembakan massal di negeri Paman Sam tersebut. Ini berarti lebih banyak jumlah penembakan massal daripada jumlah hari sejak awal 2019 hingga hari ini .

Demikian diberitakan dari Sumber Aljazeera, Washington Post, CNN, dan The Daily Beast, sebagaimana dikutip ulang dari Cordova Media (Lihat Videonya: DISINI). (*)

Artikel sebelumnya
Artikel selanjutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT