BerandaBeritaDaerahDi Takalar, Areal Tanam Rumput Laut Jadi Mahar Pernikahan

Di Takalar, Areal Tanam Rumput Laut Jadi Mahar Pernikahan

Laporan: Muhammad Farid Wajdi

PALONTARAQ.ID – Keberhasilan Budidaya Rumput Laut di Sulawesi Selatan (Sulsel) membawa berkah tersendiri bagi petani nelayan dan pengumpul rumput laut.

Target pencapaian rumput laut di Sulsel saat ini sudah mencapai sekitar 500-an kilometer yang tertanam.

Kedepannya diharapkan mencapai 600 kilometer atau bahkan lebih dari luas pantai sebesar 1900 kilometer. Dalam setahun Sulsel memiliki 1,5 juta ton rumput laut.

Salah satu kabupaten yang berhasil mengembangkan rumput laut itu sebagai komoditas andalan adalah Kabupaten Takalar.

Berbeda dengan Kabupaten Pangkep yang menggunakan metode apung, di Takalar budidaya rumput laut dilakukan dengan metode lepas dasar karena memiliki pasang surut rendah.

Keberhasilan produksi rumput laut sangat ditentukan oleh pemilihan bibit dan lokasi yang tepat untuk pertumbuhannya.

Dengan masa tanam 45 hari, satu bentangan (tali) mampu memproduksi rata-rata 45 kg dengan kisaran harga (kering) Rp 6.000 – Rp 6.500 sehingga per bentangan, petani rumput laut bisa memperoleh Rp 24.000 dari hasil panennya.

umput laut Sulsel dari sisi kualitas adalah karena kadar karaginannya yang tinggi dan secara nasional, kontribusi Sulsel terhadap rumput laut adalah sebesar Rp 53,96 %. Boleh dibilang, Sulsel produsen kedua dunia setelah Chile, sebanyak 65.000 ton.

Dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat petani nelayan karena rumput laut, beberapa tahun terakhir ini memunculkan ‘budaya baru’, khususnya di Kabupaten Takalar.

Budidaya rumput laut. (foto: ist/palontaraq)
Budidaya rumput laut. (foto: ist/palontaraq)

Petani rumput laut yang mengandalkan areal tanam rumput laut di laut dan wilayah pesisir, juga sudah menyamakan nilai ekonomisnya dengan sawah atau empang.

Karena perkembangannya pesat, petani rumput laut seperti diungkapkan Abdul Hakim, petugas teknis Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone, Takalar telah banyak yang mematok areal tanam rumput laut untuk dijadikan “passunrang” (mahar) bagi pernikahan anaknya.

Sebelumnya, masyarakat hanya mengenal sawah dan empang sebagai mahar pernikahan adat Makassar di Takalar.

Setiap warga pesisir di Takalar kini mematok batas areal di laut untuk ditanami rumput laut dan jika berhasil, areal tanam maupun harga sewanya jauh lebih mahal dibanding areal persawahan.

Satu kelompok tani yang beranggotakan 10 orang bisa memiliki areal tanam 300 sampai 1000 bentangan. Dapat dibayangkan jika rumput laut ini berhasil dan itu dapat dinikmati hasilnya haya dalam waktu 45 hari.

Tentu rumput laut dan areal tanam ini akan menjadi masa depan yang menggembirakan, apatah lagi sekarang berdasarkan kesepakatan sosial, dapat pula dijadikan mahar pernikahan buat anak cucunya.

Semoga hal tersebut dapat dicontoh oleh daerah lainnya. (*).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT