BerandaHumanioraLeimena gelar Konferensi Internasional dengan 30 Narsum Terkemuka Dunia

Leimena gelar Konferensi Internasional dengan 30 Narsum Terkemuka Dunia

Laporan: Muhammad Farid Wajdi *)

PALONTARAQ.ID – Institut Leimena bekerjasama dengan Kementerian Hukum dan HAM menggelar Konferensi Internasional yang dihadiri 30 Narasumber Terkemuka Dunia. Direktur Eksekutif Institut Leimena Matius Ho dalam konferensi pers pre-event Kamis (9/11/2023), mengungkapkan bahwa konferensi internasional tersebut akan berlangsung pada 13-14 November 2023.

“Konferensi ini yang diadakan di Jakarta ini mengangkat tema “Human Dignity and Rule of Law for a Peaceful and Inclusive Society” (Martabat Manusia dan Supremasi Hukum untuk Masyarakat yang Damai dan Inklusif) sebagai rangkaian dari peringatan 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM),” ungkap Matius Ho.

Sementara itu, Direktur Jenderal HAM Kemenkumkam, Dhahana Putra, mengungkapkan bahwa konferensi internasional akan membahas topik Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKB) dalam konteks keindonesiaan. Hal ini juga sebagai implementasi Perjanjian Kerja Sama antara Kemenkumham RI dan Institut Leimena sejak 2022 yang bertujuan meningkatkan pemahaman kebebasan beragama dan berkeyakinan dalam lingkup pendidik.

“Konferensi internasional ini akan diisi narasumber baik nasional dan internasional, yang selaras dengan peringatan 75 tahun DUHAM pada 10 Desember nanti dengan tema Harmoni dalam Keberagaman,”ujar Dhahana dalam konferensi pers yang dihadiri sekitar 30 wartawan di Graha Pengayoman Kemenkumham, Kamis (9/11/2023).

Konferensi Internasional LKLB akan dibuka oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI (Menkumham RI), Yasonna H. Laoly, Senin (13/11/2023). Selanjutnya, pada malam hari diadakan sesi Gala Dinner yang diisi pidato kunci Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.

Pada hari kedua, Selasa (14/11/2023) pembicara utama adalah Wakil Presiden Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa, Muhammadou M.O. Kah.  Konferensi ini juga berlangsung secara hybrid (via Zoom) sehingga bisa diikuti publik secara luas dengan terlebih dulu mendaftarkan diri melalui tautan https://leimena.org/eng/conference/. Jumlah pendaftar konferensi secara hybrid sejauh ini sudah mencapai 2.675 orang yang masih terus dibuka sampai Senin (13/11/2023).

Ada lima sesi panel yang bisa diikuti peserta konferensi internasional baik secara luring maupun daring. Khusus sesi Gala Dinner dan tujuh sesi pilihan (breakout session) hanya diikuti peserta luring.

Senior Fellow Institut Leimena dan Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam tahun 2016-2019, Prof. Alwi Shihab, mengatakan program LKLB fokus pada peningkatan kewaspadaan terhadap intoleransi di kalangan guru sekaligus memberikan pencerahan tentang hubungan lintas agama.

Alwi mengatakan guru berperan strategis untuk membangun generasi muda menjadi pemimpin bangsa ke depan. Menurutnya, intoleransi yang terjadi di dunia ini dan bahkan pertikaian sampai perang itu disebabkan adanya penafsiran-penafsiran keliru terhadap ajaran agama sehingga perlu kita menggali ajaran agama yang betul-betul berasal dari sumber utama (prime source).

“Pendekatan LKLB memberikan pencerahan kepada guru-guru bahwa pada dasarnya kita harus siap untuk berbeda. Perbedaan jangan menjadi pintu masuk pertikaian, sebaliknya perbedaan adalah keniscayaan, maka kita hendaknya mengelola perbedaan tersebut untuk kepentingan bersama,” ungkap Alwi Shihab.

Beberapa narasumber terkemuka yang akan berbicara dalam konferensi internasional ini antara lain Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Amin Abdullah, Presiden Dewan Gereja-gereja Sedunia, Henriette T. Hutabarat-Lebang, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Siti Ruhaini Dzuhayatin, Ketua Badan Wakaf Pesantren Tebuireng K.H. Abdul Halim Mahfudz, Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO, dan organisasi internasional lainnya, di Jenewa, Swiss, Achsanul Habib, Wakil Ketua MPR RI, Arsul Sani, Wakil Sekretaris Jenderal (DSG) ASEAN untuk Komunitas Politik-Keamanan Robert Matheus Michael Tene, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto R. Suryodipuro.

Untuk narasumber luar negeri antara lain Utusan Khusus untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Kemenlu Belanda, Bea ten Tusscher, Direktur International Center for Law and Religion Studies Brigham Young University (BYU), Brett Scharffs, Pendiri dan Ketua Sekretariat Kebebasan Beragama Internasional, Greg Mitchell, Presiden Sekretariat Kebebasan Beragama Internasional, Nadine Maenza, dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional, David Saperstein. [*]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT