BerandaIslamKhutbah Jumat: Menjadi Muslim yang Peduli

Khutbah Jumat: Menjadi Muslim yang Peduli

Masjid Agung Yogyakarta. (foto: ist/palontaraq)
Masjid Agung Yogyakarta. (foto: ist/palontaraq)

Oleh: Ust. Wahyudin, S.Pd.I, Sekretaris I, PW IKADI DIY

 Khutbah Jumat sebelumnya:  Menjadi Muslim Ideal

Khutbah Pertama

 

 

الْـحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَكْمَلَ لَنَا الْـمِلَّة، وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النِّعْمَة، وَجَعَلَنَا خَيْرَ أُمَّة

وَبَعَثَ رَسُوْلاً لِيَكْشِفَ عَنَّا الْغُمَّة، وَيُزَكِّيْنَا وَيُعَلِّمُناَ الْكِتَابَ وَالْـحِكْمَة

أَحْمَدُهُ عَلَى نِعَمِهِ الْـجَمَّة، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه

شَهَادَةً تَكُوْنُ لِلْمُؤمِنِيْنَ خَيْرَ عِصْمَة، وَأَشْهَدُ أنَّ محمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ لِلْعَالَـمِيْنَ رَحْمَة

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ صلاةً تَكُوْنُ لَنَا نُوْراً مِنْ كلِّ ظُلْمةٍ، وسلَّم تَسليماً كثيراً

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ: أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: ((يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ))

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah

Islam adalah agama yang sangat memberikan perhatian terhadap keadaan sekeliling. Islam menganjurkan seorang muslim agar peduli terhadap anggota keluarga, sanak saudara, tetangga dekat, dan tetangga jauh.

Tidak hanya tetangga dalam satu wilayah tempat tinggal, akan tetapi jauh melintasi perbatasan geografis sebuah negara.

Karakter ini sesuai dengan misi Islam sebagai rahmatan lil’ alamin. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. al-Anbiya: 107.

وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ

Artinya:

Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia.

Kita harus menyadari bahwa, setiap kebaikan dan kepedulian kita berikan terhadap sesama mahluk Allah akan kembali kembali kita juga. Demikianlah Allah Azza wa Jalla mengingatkan kita,

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا

Artinya:

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (Qs. Al-Isra’: 7)

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah

Beberapa hari terakhir ini kita banyak kita disuguhi begitu banyak berita tentang penderitaaan kaum muslimin di belahan bumi lain.

Kebanyakan mereka menderita bukan karena sakit atau kelaparan, walaupun ada juga yang demikian. Akan tetapi, penderitaan terbesar sebagian mereka adalah karena didzalimi oleh bangsa lain atau penguasa yang kejam dan tidak berperikemanusiaan.

Di Gaza Palestina umat Islam masih berada di bawah kekejaman penjajah Yahudi Israel la’natullah ‘alaihim. Di Suriah kaum muslimin ditindas oleh penguasa yang zalim.

Demikian pula di India, Kashmir, Philipina, Rohingya-Burma, dan yang sedang viral saat ini yaitu di kaum muslimin Uyghur. Segala macam siksaan mereka alami setiap hari.

Bergelagak rasa marah dan sedih dalam hati umat Islam, namun tidak dapat berbuat yang lebih jauh hanya sekedar doa-doa yang dilantunkan, kecaman melalui media sosial, unjuk rasa, dan sekedar membantu dengan harta yang dimiliki.

Memang kita tidak bisa tinggal diam melihat kenyataan tersebut. Bahkan tidak perlu menjadi muslim atau berpindah agama menjadi muslim untuk menumbuhkan kepedulian kita.

Cukup menjadi manusia yang normal, maka rasa empati dan kepedulian itu seharusnya muncul.

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah

Ada beberapa ayat Alqur’an dan hadits yang membicarakan masalah kepedulian ini baik tentang perintah maupun keutamaannya.

Ayat Alqur’an dan hadits inilah yang memotivasi umat Islam berlomba-lomba untuk mewujudkan kepedulian kepada saudara muslim yang lain dengan berbagai usaha dan ara yang mampu dilakukan.

Diantara ayat dan hadis tersebut adalah:

Pertama; penegasan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa kepedulian merupakan bagian karakter orang-orang yang beriman. Bersabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

 

Artinya:

“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (Hr. Muslim)

Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW menegaskan bahwa seorang muslim hendaknya mengasihi dan menyayangi muslim yang lain, karena mereka seumpama tubuh yang satu.

Maka jika kaum muslimin di belahan bumi yang lain merasakan sakit dan penderitaan, seharusnya kita juga merasakan penderitaan tersebut, untuk selanjutnya berusaha dengan kemampuan yang kita miliki untuk membantu menghilangkan penderitaan mereka.

Kedua; Allah Subhanahu Wata’ala  memberikan kemudahan, pertolongan, selama hamba-Nya masih mau menolong sesama. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Artinya:

Barang siapa yang memudahkan (meringankan) kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (Hr. Muslim).

Jika kita ingin selalu ditolong oleh Allah ta’ala, maka hendaknya kita juga selalu menolong umat Islam yang lain. Karena sesungguhnya dunia ini selalu berputar; barangkali orang yang hari kita tolong, esok atau lusa akan menjadi orang yang menolong dan menyelamatkan kita.

Maka janganlah apatis dengan kondisi umat Islam yang lain, karena kita merasa berada dalam kondisi aman dan tenteram.

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah

Ketiga; kepedulian merupakan bentuk lain dari sedekah. Bagi yang tak memiliki banyak harta, perbanyaklah kepedulian terhadap sesama! Lakukan hal-hal yang menunjukkan kepedulian kita karena hal tersebut akan bernilai sama dengan sedekah.

Rasulullah SAW bersabda:

 

«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ»

Artinya:

Tidak seorang muslim pun yang menanam suatu tanaman, kemudian dimakan oleh burung atau manusia atau binatang, melainkan hal itu menjadi sedekah baginya.” (H.r Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi).

 

Keempat; Sikap peduli kepada sesama akan menghindarkan diri dari siksa neraka.

Jangankan peduli pada sesama manusia, bahkan kepedulian pada binatang sekalipun bisa membawa seorang wanita tuna susila ke surga-Nya.

Sebaliknya, ketidakpedulian pada binatang sekalipun bisa menjebloskan diri kita ke neraka-Nya.

Sabda Rasulullah SAW:

«دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا، فَلَمْ تُطْعِمْهَا، وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ»

Artinya:

“Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak dibiarkan makan serangga yang ada di tanah.” (Hr. Al-Bukhari)

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah

Kelima; kepedulian dan sikap berbagi ternyata memberikan rasa kebahagiaan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:

 

إِذَا سَرَّتْكَ حَسَنَتُكَ وَسَاءَتْكَ سَيِّئَتُكَ فَأَنْتَ مُؤْمِنٌ

 

Artinya:

“Jika kebaikanmu menyenangkanmu dan kejahatanmu menyusahkanmu, maka kamu adalah seorang mukmin.” (Hr. Ahmad)

Para sahabat yang pernah hidup bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam  merupakan orang-orang yang sangat suka memberi manfaat kepada orang lain.

Sebagai contoh, Khalifah Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu dan beberapa sahabat lainnya yang ketika mendapatkan harta langsung didistribusikan lagi kepada orang lain.

Diriwayatkan bahwa ketika mendapat kiriman harta tersebut, Umar langsung memanggil salah seorang pembantunya dan memerintahkan agar harta tersebut dikirimkan kepada Abu Ubaidah bin Jarrah, Muadz bin Jabal, dan Saad bin Abi Waqqas Radhiyallahu Anhum ajma’in.

Ternyata, ketiga para sahabat tersebut segera membagikan pemberian Umar kepada fakir miskin di sekitar mereka. Lalu pulanglah pembantu Umar dan melaporkan semua yang ia lihat.

Mendengar sikap mereka, Umar menangis dan berkata, “Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah.”

Saat kita memberi atau berbagi itulah, sesungguhnya kita sedang diberi kesempatan oleh Allah untuk mewakili-Nya berbagi kasih.

Keenam; Menjadikan diri lebih bermanfaat.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

 

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

 

Artinya:

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

Demikianlah jamaah kaum muslimin rahimakumullah, keutamaan dan fadhilah dari berbagi dan mempunyai sikap peduli kepada sesama Muslim.

Maka marilah kita pupuk dan suburkan kembali rasa kepedulian kita kepada sesama muslim, dengan berusaha semaksimal mungkin mengentaskan penderitaan yang dialami Saudara-saudara kita di belahan bumi manapun dengan kemampuan yang kita miliki.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

 

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.

أَشْهَدُ أنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

(يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)

(يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا # يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا )

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَكَرِيْمِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ

وَاْلأَخِرِيْنَ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْن، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَ يُكَافِئُ مَزِيْدَهُ

يَا رَبَّناَ وَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ

رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ ذُنُوْبَناَ وَلِوَالِدِيْناَ وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّيَوْناَ صِغَاراً

للَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا

وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

اَللَّهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دُعَاءِ لَا يُسْتَجاَبُ لَهُ

اَللَّهُمَّ أَعِـزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْن، وَدَمِّـرْ أَعْـدَاءَ الدِّيْنِ، وَاخْذَلْ مَنْ خَـذَلَ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْن

اللّـهُمَّ اِنّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنَا دَوْلَةً كَريمَةً، يُعِزُّ بِهَا الإِسْلاَمُ وَأَهْلُهُ، وَيُذَلُّ بِهَا النِّفاقَ وَأَهْلُهُ

وَتَجْعَلُنَا فِيْهَا مِنَ الدُّعاةِ إِلَى طاعَتِكَ، وَالْقادَةِ إِلَى سَبيلِكَ، وَتَرْزُقُنا بِها كَرامَةَ الدُّنْيا وَالأَخِرَة

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ شَبَابَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَحَبِّبْ إِلَيْهِم الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوبِهِمْ، وَكَرِّهْ

إِلَيْهِم الْكُفْرَ وَالفُسُوْقَ وَالعِصْيَانَ، وَاجْعَلْهُمْ مِنَ الرَّاشِدِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

وَلَذِكْرُ اللهِ أكبر  …

 

 

(* Khutbah Jumat ini merupakan Seri Naskah Khutbah Jum’at Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Wilayah DI Yogyakarta, Edisi 192, Jum’at 27 Desember 2019

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT