BerandaHukumMakan Daging Saudara Muslim

Makan Daging Saudara Muslim

Oleh: Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik

PALONTARAQ.ID – Entahlah, penulis tak habis fikir dengan sikap segelintir orang yang beragama Islam, tetapi tidak menunjukkan sikap persaudaraan Islam. Saudara ditimpa fitnah, dizalimi, bukannya bersuara membela tetapi justru melegitimasi kezaliman.

Baru-baru ini, Habib Bahar Bin Smith (HBS) dikriminalisasi dengan tuduhan mengedarkan kebohongan soal KM 50 dalam ceramahnya. Selanjutnya, setelah meneror dengan proses BAP yang panjang dan melelahkan, HBS ditetapkan sebagai Tersangka, ditangkap, dan ditahan.

Dalam kasus ini, sejatinya seluruh umat Islam semestinya bersuara memberikan pembelaan sebagai konfirmasi hubungan persaudaraan karena Islam. Siapapun paham, peristiwa KM 50 adalah peristiwa nyata, bukan kebohongan.

Soal kondisi fisik jasad 6 Syuhada FPI yang mati dalam kondisi memprihatinkan, fotonya juga sudah beredar luas. Jadi, tidak ada kebohongan dalam kasus ini, semua kebiadaban dalam peristiwa pembantaian KM 50 nyata.

Namun aneh, alih-alih memberikan pembelaan, segelintir orang yang merupakan bagian dari umat Islam justru ikut melegitimasi kezaliman, kriminalisasi terhadap HBS.

Sebut saja, Yahya Staquf. Ketua Umum PBNU yang baru terpilih ini, malah mengapresiasi tindakan Polri yang menangkap dan menahan Habib Bahar bin Smith, tersangka kasus penyebaran berita bohong. Yahya juga latah berbicara mengenai adanya propaganda radikal dan perilaku intoleran.

“Saya sangat mengapresiasi tindakan Polri yang telah mengambil tindakan tegas terhadap tindakan perilaku intoleran, dan propaganda radikal, bahkan penyebaran informasi-informasi palsu oleh sementara pihak termasuk khususnya oleh Habib Bahar bin Smith, yang kemudian telah diambil tindakan tegas oleh Polri,” kata Yahya Cholil Staquf kepada wartawan, Selasa (4/1/2022).

Selanjutnya, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Sunanto juga membebek ikut mengapresiasi langkah Polri dalam menahan dan menetapkan Habib Bahar bin Smith sebagai tersangka.

“Langkah kepolisian dalam menindak Habib Bahar Smith merupakan tindakan hukum yang tepat sesuai prosedur,” kata Sunanto, yang dikutip media pada Rabu 5 Januari 2022.

Sampai-sampai, organisasi mahasiswa yang semestinya kritis terhadap rezim juga ikut bersuara melegitimasi kezaliman rezim.

Adalah Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Raihan Ariatama, turut mendukung Habib Bahar bin Smith ditetapkan sebagai tersangka kasus penyebaran berita bohong saat ceramah di Bandung, Jawa Barat.

“Penetapan Habib Bahar bin Smith sebagai tersangka kasus penyebaran berita bohong sudah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” kata Raihan dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (4/11/2021).

Astaghfirullah, innalilahi. Sebenarnya, dalam kasus HBS ini diam tidak memberikan pembelaan saja merupakan tindakan tidak layak. Apalagi bersuara, mendukung kezaliman rezim Jokowi.

Kalaupun tidak ikut membela orang yang dizalimi rezim, memilih diam dan netral itu masih bisa dimaklumi. Lah ini, malah ikut menjadi Chearleders rezim. Ada apa dibalik semua ini ? apa ada kompensasi atas suara yang diberikan ? atau konfirmasi sikap hasad ?

Yang jelas, Rasulullah Saw bersabda :

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ

Artinya:

“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya, tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya (dizalimi).” (HR. Bukhari & Muslim)

Membiarkan bahkan ikut mendukung kezaliman terhadap sesama saudara muslim, sama saja memakan daging saudaranya. Masih layakkah sikap seperti ini disebut sebagai sikap persaudaraan Islam ? [].

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT