BerandaKesehatanAkhirnya Kita harus Berdamai dengan Covid-19

Akhirnya Kita harus Berdamai dengan Covid-19

 

Oleh: Dhimas Jusuf Nugroho

PALONTARAQ.ID – Kita tidak bisa terus-menerus mengeluh tentang dampak Covid-19. Suka tidak suka, mau tidak mau Covid-19 akan selalu ada di muka bumi.

Jadi pertanyaannya bukan kapan selesainya. Tapi kapan manusia bisa berubah menjadi beradaptasi hidup normal tapi dengan standar anti Covid-19.

Di Inggris hari ini menurut data BBC, 70% masyarakat sudah beralih dari transportasi publik menjadi menggunakan sepeda gowes.

Berdamai bukan berarti virusnya menang, kita pasrah. Bukan itu!

Manusia sudah lama hidup dengan virus lain, misalnya TBC, DBD, malaria, tipus, Mers, SARS dan lain-lain.

Nah sekarang ada virus baru namanya Covid-19 yang mana adalah adik dari SARS.

Kamu, saya, kita, tidak bisa selamanya menutup rumah, mengunci pintu. Lalu teriak-teriak: “kapan virus reda? saya udah gak bisa makan”.

Yang terjadi nanti akhirnya manusia akan menggunakan senjata alaminya, ADAPTASI.

Karena kita semua harus kerja, petani, guru, pedagang, insinyur, tukang, ojek, penjahit, hingga dokter harus kerja. Maka dibutuhkan adaptasi dengan Covid-19.

Karena adaptasi adalah senjata manusia paling ampuh. Apa itu?
Meningkatkan standar kualitas hidup.

Sering cuci tangan menggunakan sabun, menggunakan masker, menggunakan pakaian untuk keluar ruangan, menjaga kebersihan, mengonsumsi makanan yang bergizi seperti buah-buahan, sayur-sayuran, makan-makanan yang matang.

Itu adalah sedikit gaya hidup yang akan menghiasi tahun-tahun kita mendatang, disamping tetap melakukan sosial distancing dan rajin minum vitamin.

Dan mungkin nanti membawa hand sanitizer dan semprotan desinfectant sudah menjadi standar baku.

Kita akan lazim melihat orang ngopi, kongkow atau nonton bioskop, tapi sebelum duduk mereka akan menyemprotkan desinfectant ke meja dan kursi.

Itu adalah cara manusia berdamai dengan keadaan. Yang disiplin akan bertahan, yang tidak disiplin mungkin akan menjalani imunisasi alami. Sakit lalu sembuh dan mendapat imun alami, atau yang dikenal dengan herd immunity.

Sampai kapan kita akan menjalani isolasi mandiri? Amerika bahkan yang katanya negara adidaya, penduduknya sudah tidak kuat. Mereka berdemo pengin kerja lagi, ngopi lagi, kencan lagi.

Virus Covid-19 akan selalu ada layaknya cacar, semua orang pasti pernah kena, dan setelah kena dia kebal, ya ada sih orang yang kena dua kali. Dulu cacar itu penyakit yang memakan jutaan nyawa.

Sama seperti Covid, cacar mudah menular, lewat sentuhan kulit, nanah yang tertinggal di benda, keringat dan cairan manusia lain.

Tapi sekarang cacar menjadi sebuah hal yang lumrah. Begitu pula dengan Covid-19, dia tidak akan bisa dibasmi sampai habis, manusialah yang berubah menjadi lebih baik.

Tidak heran nanti kita akan menemukan jalanan di Indonesia dipenuhi banyak sepeda buat pergi kerja (bike to work). Atau, paling-paling makin banyak motor aja sih.
Semangat!

 

Dhimas Jusuf Nugroho, 10 Mei 2020

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT