Laporan: Nurhudayah
– Humas Ponpes Putri IMMIM jadi Tenaga Ahli Sejarah dan Budaya Pangkep
PALONTARAQ.ID, PANGKEP – Hari Jadi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) ke-60 yang sejatinya jatuh pada tanggal 8 Februari 2020 dirayakan pada tanggal 26 Februari, hari ini, di Gedung DPRD Pangkep.
Ketua Yayasan Dana Islamic Center (YASDIC) IMMIM Pangkep, Dra Hj Sri Hajati Fachrul Islam turut hadir dalam Perayaan Hari Jadi Kabupaten Pangkep ke-60 tersebut.
“Senang dan bahagia dapat turut serta merayakan Hari Jadi Kabupaten Pangkep. Ada banyak kemajuan dan perkembangan yang telah dicapai daerah ini, termasuk pula didalamnya dalam bidang pendidikan,” ungkapnya.
“Ke depan, kami membuka diri, dan sangat terbuka, menerima uluran tangan bantuan dan kontribusi Pemerintah Kabupaten Pangkep, untuk perbaikan dan kemajuan pendidikan, khususnya lembaga pendidikan pesantren,”
“Apalagi Pesantren Modern Putri IMMIM Pangkep sampai sekarang telah menjadi ikon pesantren putri yang dikenal sejak lama, menjadi bagian tak terpisahkan dari Kontribusi Pemkab Pangkep dari sejak awal berdirinya hingga berkembangnya seperti sekarang ini”, ujar Dra Hj Sri Hajati Fachrul Islam, yang juga Ketua DPD Aisyiyah Kabupaten Pangkep.
Sementara itu, turut hadir pula dari Humas Pondok Pesantren Modern Putri IMMIM, M. Farid W Makkulau, yang beberapa waktu lalu diangkat sebagai Konsultan/Tenaga Ahli Program Pemajuan Kebudayaan Daerah (PPKD).
“Hari ini, kita turut bahagia merayakan Hari Jadi Pangkep, banyak hal yang telah dicapai dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, meski begitu masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan dibenahi, khususnya dalam bidang sosial budaya,” imbuhnya.
“Dengan telah dilakukannya inventarisasi tradisi, adat, seni tradisional, aspek kesejarahan, kebahasaan, permainan rakyat, serta aspek sosial budaya lainnya secara komprehensif, sebagaimana perintah UU Pemajuan Kebudayaan,”
“Ke depan Pangkep harus lebih mengedepankan kearifan lokal dalam tatanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,” harap M. Farid W Makkulau, yang juga penulis Buku Sejarah dan Kebudayaan Pangkep ini. (*)