BerandaOpiniMohon Maaf, Saya lebih dahulu Merayakan Kejatuhan Rezim Refresif dan Anti Islam

Mohon Maaf, Saya lebih dahulu Merayakan Kejatuhan Rezim Refresif dan Anti Islam

Oleh: Nasrudin Joha

PALONTARAQ.ID – Memang benar penghitungan resmi hasil Pilpres belum usai, pengumuman resmi dari otoritas pemilihan juga belum dipermaklumkan. Tetapi, bagi saya cukup menjadikan exit pol sebagai parameter untuk mengintip kemenangan.

Saya percaya, untuk merasakan daging sapi tidak butuh menikmati seluruh bagian daging sapi. Cukup sejumput daging sapi, bisa dijadikan parameter untuk merasakan nikmatnya daging sapi secara keseluruhan.

Exit pol adalah survei suara pemilih pasca pencoblosan, bukan sebelum pencoblosan. Exit pol juga dihitung seketika, bukan survei persepsi publik yang baru menerawang akan seperti apa pilihan politik mereka saat pencoblosan.

Meski sama-sama survei yang mengandung potensi kesalahan, namun survei exit pol jauh lebih representatif menggambarkan hasil akhir Pilpres ketimbang survei pra Pilpres.

Jadi, secara substansi survei exit pol itu menghitung realitas hasil pilihan, bukan persepsi pemilih akan memilih calon yang mana.

Selanjutnya, saya mencari lembaga survei mana yang otoritatif untuk dipercaya mengabarkan hasil exit pol.

Saya memilih Nurjaman Center, lembaga yang terbukti presisi memprediksi hasil akhir Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, ketimbang mayoritas lembaga survei yang terbukti keliru, terbukti nyebong.

Dari hasil hitung survei exit pol Nurjaman Center ini, mohon maaf kepada Pak Jokowi, dengan segala kerendahan dan salam penghormatan saya, Anda harus berani menerima kenyataan, bahwa Anda sudah tidak dikehendaki rakyat.

Ya, Anda, dan semua pendukung Anda bisa berdalih penghitungan suara belum dimulai, hasil akhir Pilpres belum diumumkan KPU, tetapi saya, dengan kemampuan indera ke-enam saya, mampu membuat simpulan bahwa Anda telah kalah.

Mohon maaf kepada Pak Wiranto, saya juga menyelisihi himbauan Anda. Saya, justru yang pertama kali melalui tulisan ini, mengumumkan selebrasi dan rasa syukur atas kekalahan rezim yang selama ini berbuat zalim. Kepada ulama, kepada aktivis, bahkan hingga kepada simbol dan ajaran Islam.

Selanjutnya, seluruh rakyat wajib mengontrol perayaan ini. Jangan sampai, ada tindakan lancang yang mengintervensi otoritas pemilihan, untuk menuliskan angka-angka yang menyelisihi realitasnya. Kita wajib untuk mendukung dan membesarkan hati otoritas pemilihan, untuk tetap teguh memegang sumpah jabatannya.

Kepada Pak Prabowo dan Pak Sandi, selamat kepada Anda berdua. Kami umat Islam, tidak menuntut jabatan kepada Anda.

Kami umat Islam, hanya menitip pesan dan amanah kepada Anda : berlaku adil-lah kepada kami, dan buatlah kebijakan yang ramah terhadap umat Islam.

Kami umat Islam adalah potensi bagi negeri ini, perlakukan kami sebagai mitra bukan sebagai musuh.

Kami, sangat menjunjung tinggi agama ini, berani bercucur keringat dan darah untuk membelanya.

Kami umat Islam, tidak ingin mengubah haluan setelah menumbangkan rezim tiran terpaksa harus melawan rezim tiran yang lain.

Dengarkanlah pertuah Habib Rizq, taatilah nasehat Ust. Abdul Shomad. Jadi, adil dan Ramahlah kepada umat Islam.

Kemenangan Anda, adalah kemenangan seluruh umat yang selama ini terzalimi olah rezim.

Kemenangan Anda, juga tak pernah lepas dari peran dan saham politik umat Islam.

Karena itu, sekali lagi jangan musuhi kami, jadikan kami mitra diskusi untuk membangun masa depan bangsa ini, agar jauh lebih baik.

Libatkan kami, untuk merekonstruksi bongkahan entitas bangsa, yang telah retak akibat keterbelahan.

Sekali lagi, Selamat kepada Pak Prabowo dan Pak Sandi, Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Terpilih. [].

Artikel sebelumnya
Artikel selanjutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT