BerandaKhazanahAdab terhadap Keluarga dan Keturunan Nabi

Adab terhadap Keluarga dan Keturunan Nabi

Oleh:  M. Farid Wajdi, S.H.i

PALONTARAQ.IDSiapa Ahlul Bait? AHLUL BAIT adalah keluarga dan keturunan Nabi Muhammad SAW. Mereka lazimnya disebut Habib atau Sayyid dan Syarifah bagi perempuan.

Ahlul Bait adalah mereka yang memiliki keutamaan dan kemuliaan bagi semua kaum Muslimin, karena Allah SWT memuliakan dan membersihkan mereka dari dosa, mewajibkan kaum Muslimin untuk mencintai mereka di atas semua ras manusia.

“Sesungguhnya Allah SWT bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzâb [33]: 33)

Allah SWT juga berfirman kepada Nabi-Nya, “Katakanlah, Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (QS. Asy-Syûrâ [42]: 23).

Artinya, katakan kepada mereka wahai Muhammad, aku tidak menginginkan upah dari kalian semua selain kalian mencintaiku dan mencintai keluargaku.

Imam Nawawi dalam Syarh al-Muhadzdzab mengemukakan bahwa Ahlul Bait adalah keturunan suci Rasulullah SAW yang memiliki garis dan ikatan nasab. Mereka adalah keturunan Fathimah sampai hari kiamat.

Diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Didiklah anak-anak kalian untuk tiga hal: Mencintai nabi kalian, mencintai Ahlul Baitnya dan membaca Al-Qur`an, karena para penghafal Al-Qur`an itu berada di bawah naungan Allah pada hari tiada naungan lain selain naungan-Nya, bersama para nabi dan Orang-orang pilihan-Nya.”

Adab terhadap Keluarga dan Keturunan Nabi

Rasulullah SAW bersabda:

 

أَحِبُّوا اللَّهَ لِمَا يَغْذُوكُمْ مِنْ نِعَمِهِ وَأَحِبُّونِي بِحُبِّ اللَّهِ وَأَحِبُّوا أَهْلَ بَيْتِي بِحُبِّي

Artinya:
“Cintailah Allah karena nikmat yang diberikan kepada kalian cintailah aku karena kecintaan (kalian) kepada Allah, dan cintailah Ahlul Baitku karena kecintaan (kalian) kepadaku.” Rasulullah SAW bersabda, “Segala sesuatu ada asasnya, dan asas islam adalah mencintai Rasulullah dan ahli baitnya.”

Allah SWT mensyariatkan untuk mendoakan Ahlul Bait dalam tasyahud ahkhir setiap kali shalat menurut Madzhab Syafi’iyah, itu sudah cukup menunjukkan kemuliaan mereka.

Bahkan Imam Asy-Syafi’i pernah bersyair, “Wahai Ahlul Bait Rasulullah, mencintai kalian kewajiban dari Allah dalam Al-Qur`an yang Ia turunkan, Siapa yang tidak membaca doa shalawat untuk kalian, tidak ada shalat baginya. Itu sudah cukup menunjukkan agungnya kemuliaan kalian.”

Abu Bakar Ash-Shiddiq RA berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kerabat Rasulullah SAW lebih aku cintai melebihi kerabatku sendiri.”

Abu Bakar juga berkata, “Muliakanlah Ahlul Bait Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.” Imam Abdullah Al-Haddad bersyair dalam Kitab At-Tâ`iyah Al-Kubrâ, “Keluarga Rasulullah adalah keluarga suci, mencintai mereka hukumnya fardhu. Mereka adalah para pembawa rahasia setelah nabi mereka dan para pewarisnya adalah pewaris-pewaris terbaik”.

Diriwayatkan secara marfu’ dari Abu Sa’id Al-Khudri, “Ada tiga kesucian Allah, barangsiapa memelihara ketiganya, Allah akan menjaga agama dan dunianya dan barangsiapa tidak memelihara ketiganya, Allah tidak akan menjaga dunia dan akhiratnya, yaitu kesucian islam, kesucianku dan kesucian kerabatku.”

Barangsiapa memelihara ketiga kesucian itu, ia telah naik di atas perahu keselamatan, dan siapa yang tidak menjaganya, ia ketinggalan perahu keselamatan.

Syaikh Imam Abdullah Al-Haddad bersyair:

Ahlul Bait Al-Musthafa nan suci

Mereka adalah jaminan aman bumi, maka ingatlah

Mereka laksana bintang-bintang yang terang

Seperti dijelaskan dalam kitab-kitab sunan

(Mereka laksana) perahu keselamatan kala engkau takut pada badai taufan semua gangguan

Selamatkan dirimu di dalamnya, jangan tertinggal

Berpegang teguhlah pada (agama) Allah dan mintalah pertolongan.

Demikian syair tersebut dinukil dari Kitab Bahjatuth Thalibin karya Al-Faqih Al-Muhaqqiq Zen bin Ibrahim bin Sumaith.

Sikap Ahlus Sunnah

Sebuah hadits diriwayatkan oleh Iman Hakim, disebutkan bahwa:

 

فلو أن رجلا صفن بين الركن والمقام فصلى صام ثم لقى الله وهو مبغض لأهل بيت محمد دخل النار
حديث حسن صحيح على شرط مسلم

Artinya:
“Seandainya seorang beribadah diantara rukun dan maqam (di depan Ka’bah) kemudian dia bertemu Allah Subhanahu Wata’ala dalam keadaan dia benci pada keluarga Muhammad, niscaya dia akan masuk neraka.”

Dari dalil-dali dan keterangan di atas sudah sangat jelas bahwa mencintai Ahlul Bait adalah kewajiban setiap Muslim, apapun madzhabnya, para imam Ahlus Sunnah sangat menjunjung tinggi kehormatan mereka dan mencintai dengan sepenuh hati.

Tuduhan orang bahwa mencintai Ahlul Bait adalah Syiah itu jelas cara Yahudi menjauhkan umat ini dari tali Allah dan Rasulullah.

Kita Ahlus Sunnah mencintai Ahlul Bait dan sangat memulikan para sahabat Nabi SAW. “Ya Rabb beri kami kecintaan pada Ahlul Bait para penerus dakwah Nabi dan sahabat yg telah berkorban serta menemani beliau di kala suka dan duka”.

Dikatakan bahwa Alhabib Abdullah bin Abu Bakar al-Attos meriwayatkan hikayat yang lama dari seseorang. Ketika di Hari Kiamat berhembus angin dan berkumpullah para sadah alawi semuanya, lalu datanglah Sayyidina Muhammad SAW dan Sayyidah Fatimah, lalu berkata kepada mereka, “Tidak adakah yg mengganggu kalian, tidak adakah yang mereka lakukan ketika di dunia?”

Lalu mereka berkata, “Fulan mengganggu kami, fulan berkata-kata kepada kami. Lalu Nabi SAW berkata, “bawa mereka kesini! Lalu mereka berkata, “Mereka ada di surga, maka keluarkan dari surga dan masukkan ke dalam neraka.

Setelah itu bertanya lagi, Apakah ada orang yang mengundang kalian atau melakukan kebaikan kepada kalian, lalu mereka berkata, “Fulan berbuat baik kepada kami, dan fulan mencintai kami, lalu Nabi SAW berkata, “Panggilah mereka, lalu mereka berkata, “Mereka hanya saja ada di neraka! Lalu dikeluarkan dari neraka dan di masukkan ke surga.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

من عمل مع أهل بيتي معروفا ولم يقدروا يجازونه فأنا أجازيه يوم القيامة

Artinya:
“Barangsiapa siapa yg berbuat kebaikan kepada keluarga ku lalu mereka tidak mampu membalas nya maka aku yang akan membalasnya. Dan telah berkata Sayyidina Shihabuddin Al-akbar, “Saya yang akan membalas kebaikan mereka sebelum kakekku”. (Dari Kitab Kalam Al-Habib Alwi bin Abdullah bin Idrus Shihab)

Demikian yang dapat dituliskan. Semoga bermanfaat adanya. Wallahu ‘alam bish-shawab. (*)

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT