Oleh: Etta Adil
Tulisan sebelumnya: Ini Dia Kesukaan Etta: Barongko
PALONTARAQ.ID – BAGI Orang Bugis Makassar, barangkali tak ada yang tak mengenal kue tradisional ini. Namanya Putu Cangkiri’, bahannya dari tepung beras ketan yang dicampur gula merah dan gurihnya kelapa muda.
Putu Cangkiri’ terdiri atas dua suku kata Makassar, yaitu: Putu; panganan dari beras ketan, dan Cangkiri’; berasal dari kata “cangkir”. Jadi, Putu Cangkiri’ adalah panganan dari beras ketan yang bentuknya menyerupai bagian bawah cangkir jika posisinya diletakkan terbalik.
Putu Cangkiri’ biasanya dibuat dengan dua varian rasa, yaitu manis dengan gula merah dan gula putih. Jika menggunakan gula merah, maka otomatis warna Putu Cangkiri’ juga merah begitupun ketika menggunakan gula putih (gula pasir). Harga Putu Cangkiri’ini beragam, meski tidak mahal, hanya kisaran Rp.1000,- sampai Rp.1.500,-/biji.
Kesederhanaan dalam bahan, bentuk dan proses pembuatannya menjadi daya tarik tersendiri Putu Cangkiri ini. Nikmat disajikan selagi masih panas bersama teh atau kopi.
Menikmati Putu Cangkiri adalah menikmati kenangan masa kecil, karena tak banyak lagi dijual dimana-mana. Kenikmatan Putu Cangkiri’ selalu merindukan suasana kampong dan bayangan teman sepermainan. Putu Cangkiri’ memang kue tradisional yang masih bertahan, meski tak banyak lagi yang menjajakannya.
Sepintas jika diperhatikan cara pembuatan Putu Cangkiri, maka amatlah sederhana dan tentu tak membutuhkan modal besar untuk menggeluti usaha menjual Kue Putu Cangkiri ini.
Lihat juga: Dange’ dan Lanteangoro’,Pelengkap Eksistensi Komunitas Bissu
Untuk bahan membuat Putu Cangkiri’, hanya dibutuhkan sekitar 500 gram tepung beras, 500 gram tepung ketan, 450 gram gula merah, parut kasar kelapa untuk isinya, 4 sdm pasta pandan, 2 butir kelapa parut memanjang, 1 sdt vanili, 1 butir kelapa untuk taburan serta ditambahkan garam secukupnya.
Kesemua bahan dibentuk dalam media cangkir yang telah disiapkan lalu dikukus. Campurkan tepung beras, kelapa, garam, pasta pandan vanili, tepung ketan, gula merah dan vanili lalu aduk sampai rata.
Lihat juga: Kue Tradisional “Nennu-nennuq” dalam Perkawinan Adat Bugis Makassar
Cetakan kue putu cangkir umumnya berdiameter 3 cm. Adonan dimasukkan ke dalam cetakan sampai setengahnya lalu tambahkan parutan kelapa secukupnya. Ditambahkan adonan lagi ke atasnya, lalu ditekan-tekan supaya agak padat. Terakhir kukus cetakan yang sudah diberi adonan, ke dalam panci selama 40 menit.
Setelah matang, angkat dan keluarkan dari cetakan. Putu Cangkiri selanjutnya siap dinikmati dan disajikan bersama kenangan yang tersisa dari masa lalu. (*)