BerandaBisnisDaya tarik Café, dari Selfie hingga galang Empati

Daya tarik Café, dari Selfie hingga galang Empati

Oleh:  Etta Adil

PALONTARAQ.ID – TAK  banyak orang yang tahu bahwa Café yang sebenarnya adalah warung kopi atau kedai kopi. Istilah Café atau Kafe sebenarnya berasal dari Bahasa Perancis, yaitu Café, yang secara harfiah berarti tempat ngopi.

Seiring makin berkembangnya gaya hidup dan kebutuhan akan tempat untuk melepas lelah, café kemudian berubah menjadi tempat minum-minum layaknya bar. Café kini tak hanya menyajikan kopi, tetapi juga minuman lainnya termasuk minuman beralkohol rendah.

Di Indonesia, Kafe berarti semacam tempat sederhana untuk ngopi, tetapi juga menyediakan makanan ringan. Belakangan Café juga sudah menyediakan berbagai makanan cepat saji, dari yang tergolong ringan hingga makanan berat.

Menu di Cafe cukup beragam untuk berbagai varian minuman: Juice, Ice Cream, Ice Blended, Teh, Kopi, sampai Minuman khas daerah. Begitu pula dengan makanannya: Nasi goreng, Bakso, Mie Kering, Nasi dengan lauk paket hemat (ikan atau ayam goreng),Ubi goreng, kentang goreng, dan lain sebagainya.

Menu makanan siap saji ala Cafe'. (foto: mfaridwm)
Menu makanan siap saji ala Cafe’. (foto: mfaridwm)
Ice Blended ala Cafe'. (foto: mfaridwm)
Ice Blended ala Cafe’. (foto: mfaridwm)
Menu es tape ala cafe' (foto: mfaridwm)
Menu es tape ala cafe’ (foto: mfaridwm)

Dengan sajian makanan kafe tersebut, itu kemudian yang membuatnya berbeda dengan warung. Kalau warung umumnya fokus pada makanan dan penyajian makanan saja, sementara Cafe’ tidak semata soal makanan. Banyak pengunjung datang ke Cafe bukan karena lapar atau ingin mencoba menu baru cafe itu.

Banyak diantaranya hanya mencari suasana untuk menenangkan dirinya, pemesanan minuman hanya dilakukan sebagai ‘balas jasa’ telah disediakan suasana nyaman untuk merenung, mencari ide atau inspirasi atau sekadar tempat untuk bercengkerama dengan teman.

Itulah sebabnya kini Café menjadi salah satu tempat favorit yang semakin menjamur di lingkungan perkotaan seiring dengan semakin kreatifnya para pembuat tempat penyedia kopi menciptakan “suasana”.

Starbuck Cafe, dikenal dengan sajian beragam Ice Blendednya. (foto: nhayah)
Starbuck Cafe, dikenal dengan sajian beragam Ice Blendednya. (foto: nhayah)
Menu Cappucino ala Cafe. (foto: mfaridwm)
Menu Cappucino ala Cafe. (foto: mfaridwm)

Selain sebagai tempat hiburan, Cafe juga memiliki manfaat lain yang bisa kita dapat saat mengunjunginya, terutama saat mengerjakan suatu tugas.

Tidak hanya kopinya yang menjadi primadona, berbagai café juga menyediakan fasilitas dan kenyamanan yang bisa menarik minat para pelaku hidup ‘kekinian’. Mulai dari sekedar tempat bercengkrama melepas gundah gulana hingga update sosial media.

Sudah menjadi rahasia umum, tiap kali ke Cafe baru dengan tempat lucu dan unik, pasti update di media sosial. Pengelola Café sepertinya tahu apa kebutuhan kekinian bagi mereka yang suka update status di sosial media dengan menyediakan fotobooth. Tak ketinggalan, harus hasilkan foto yang instagramable.

Café dijadikan pelarian sebagai tempat berkumpul, sekadar selfie atau groufie bersama kerabat dan sahabat demi melepas penat aktifitas. Café juga menjadi pelarian bagi yang galau. Dengan ngumpul di kafe bisa jadi hilangkan kegalauan.

Penikmat cafe dari Komunitas Blogger Pangkep, paling sering memanfaatkan wifi cafe untuk ngeblog. (foto: ist/palontaraq)
Penikmat cafe dari Komunitas Blogger Pangkep, paling sering memanfaatkan wifi cafe untuk ngeblog. (foto: ist/palontaraq)
Cafe' juga dianggap sebagai tempat asyik untuk mendiskusikan tugas dan pekerjaan. (foto: ulla)
Cafe’ juga dianggap sebagai tempat asyik untuk mendiskusikan tugas dan pekerjaan. (foto: ulla)

Dengan fasilitas dan sarana musik yang menarik bisa membuat sedikit tenang meski tak bergoyang. Selain tentunya menyediakan kopi, minuman, dan makanan yang beragam.

Sebagian besar Cafe juga menyajikan alunan musik yang easy listening sebagai unsur penarik, selain tentunya fasilitas wi-fi gratis. Mendengarkan musik terbukti dapat merileksasi pikiran.

Rangsangan ritmis yang dihasilkan musik mampu membuat pikiran menjadi lebih rileks, serta menimbulkan perasaan positif, nyaman dan tenang.

Cafe' juga dianggap sebagai tempat "Pelarian" yang menawarkan pikiran dan perasaan positif. (foto: hasbi)
Cafe’ juga dianggap sebagai tempat “Pelarian” yang menawarkan pikiran dan perasaan positif. (foto: hasbi)

Membutuhkan ide dan inspirasi? Cafe bisa jadi tempat yang layak kamu cari. Jika memesan kopi, otomatis akan mendapatkan manfaat dari kopi itu sendiri.

Kandungan kafein pada kopi dapat meningkatkan fungsi otak dan menyehatkan pikiran, antara lain, memori, suasana hati, energi, dan fungsi umum kognitif lainnya. Menikmati kopi akan memungkinkan seseorang mendapatkan lebih banyak ide dan inspirasi untuk melakukan hal positif dan kreatif.

Café bukan merupakan suasana yang kita dapatkan secara primer dalam kehidupan sehari-hari kita, seperti dirumah, sekolah, kampus, ataupun kantor. Hal itu menjadikan cafe merupakan tempat yang memberikan suasana baru diluar kebiasaan dan rutinitas, khususnya dalam meningkatkan produktifitas.

Bukankah kreatifitas dan inspirasi baru akan mulai bermunculan ketika kita mendapatkan suasana yang baru?

Penulis bersama seorang pengelola cafe yang mengusung brand cafenya sebagai tempat ngumpul yang asyik bagi pegiat literasi. (foto: ist/indaa)
Penulis bersama seorang pengelola cafe yang mengusung brand cafenya sebagai tempat ngumpul yang asyik bagi pegiat literasi. (foto: ist/indaa)
Cafe juga dianggap tempat yang asyik bagi komunitas blogger jika wifinya kencang. (foto: ist/nhany_rk)
Cafe juga dianggap tempat yang asyik bagi komunitas blogger jika wifinya kencang. (foto: ist/nhany_rk)

Jika sudah mendapatkan ketenangan, suasana hati yang baik, ide dan inspirasi pun bergemuruh datang mengunjungi benak fikiran. Jika sudah begitu, semangat pun tak sulit dimunculkan.

Apapun yang dilakukan jika ada semangat akan terasa lebih nikmat dan hasil yang didapatpun akan lebih baik. Semangat yang kita dapat, memungkinkan kita menghasilkan sesuatu yang lebih bermakna, bagi diri sendiri dan bahkan orang lain.

Cafe atau Coffee Shop memang tengah menjadi gejala gaya hidup masyarakat urban, sebagian besar kalangan anak muda, meskipun cafe adalah tempat yang cocok untuk semua umur.

Jika menilik 5-10 tahun kebelakang, tentu tingkat keberadaan Cafe tidak sebesar seperti sekarang.

Fenomena menjamurnya Cafe bisa kita ambil kesan positifnya, selain sebagai sarana hiburan yang menarik atau sekedar foto narzis semata, Cafe juga bisa jadi stimulus semangat untuk merencanakan amal dan menularkan empati jika sudah berkumpul sesama komunitas.

Penulis bersama seorang pengelola cafe yang mengusung brand cafenya sebagai tempat ngumpul yang asyik bagi pegiat literasi. (foto: ist/indaa)
Penulis bersama seorang pengelola cafe yang mengusung brand cafenya sebagai tempat ngumpul yang asyik bagi pegiat literasi. (foto: ist/indaa)

Beberapa pengelola café malahan menjadi pendorong kegiatan komunitas, yang tentu saja positif. Hal ini dicirikan dari brand cafenya sendiri, seperti café baca bagi pegiat literasi, café pers bagi pekerja media, dan lain sebagainya.

Untuk menafikan kesan negatif terhadap café, maka muncullah sejumlah coffee shop yang tampil beda, santai, eklektik, atau quirky. Sebuah coffee shop yang unik dan bisa didatangi berbagai jenis orang.

Coffee shop yang memadukan antara tempat minum kopi dengan gerai lain yang memiliki objek yang jauh berbeda, tapi uniknya bisa berdampingan dan saling mendukung atau memberi aksen tematis tertentu yang lekat dengan orang banyak.

Selamat bercafe ria, asalkan jangan sampai lupa waktu, apalagi sampai lupa segala-galanya! (*)

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HIGHLIGHT